Ada Kampung Koboy Di Kawasan Puncak, Seru Dan Harus Dicoba
BOGOR-KITA.com, CISARUA – Kawasan Puncak tidak hanya menawarkan pemandangan yang indah serta udara sejuk. Namun sejumlah destinasi wisata pun ramai bermunculan, jadi sayang kalau tidak berwisata ke kawasan Puncak
Terbaru, ada kampung yang dinamakan Kampung Koboy, tapi kampung Koboy ini bukan layaknya sebuah kampung di daratan Amerika sana, melainkan hanya sebuah kampung yang menghadirkan konsep wisata edukatif mengangkat budaya berkuda khas Puncak.
Selain memberikan konsep edukatif, wisata berkuda yang disuguhkan ini sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.
Kampung Koboy sendiri berawal dari komunitas pengurus kuda yang telah turun-temurun merawat dan membesarkan kuda, kawasan ini berhasil mengubah tradisi menjadi peluang ekonomi baru.
Ketua kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tugu Selatan, Ai Iman Sukmana menjelaskan, berdirinya Kampung Koboy adalah hasil transformasi yang dimulai pada tahun 1998. “Dulu, Kampung Texas menjadi pusat pemeliharaan kuda di Kampung Lodaya, namun kebijakan pemindahan warga ke lokasi yang sekarang ini, bekerja sama dengan pihak Gunung Mas, membawa perubahan besar,” kata Iman belum lama ini
Kampung Koboy sendiri muncul pada saat Indonesia khususnya Kabupaten Bogor dilanda pandemi covid-19. Dari situ timbul inisiatif untuk menjadikan Kampung Koboy sebagai destinasi wisata edukatif, bukan sekadar tempat berkuda. Wisatawan yang berkunjung kini tidak hanya bisa menikmati pengalaman berkuda, tetapi juga belajar langsung tentang cara perawatan dan pengembangbiakan kuda dari para pengurus lokal.
Komunitas Turangga, yang menaungi lebih dari 180 pemilik kuda, menjadi tulang punggung Kampung Koboy. Tradisi merawat kuda yang dulu hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kini berkembang menjadi sektor ekonomi kreatif yang menguntungkan. Melalui pendekatan edukatif, Kampung Koboy mengajarkan pentingnya kesejahteraan hewan serta bagaimana potensi lokal dapat diberdayakan secara berkelanjutan.
“Kami ingin wisatawan merasakan lebih dari sekadar hiburan. Mereka juga dapat belajar tentang keseharian pengurus kuda dan melihat bagaimana kami mengubah tradisi ini menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi,” ucapnya
Dengan luas lahan mencapai 3,5 hektar, Kampung Koboy terus mengembangkan fasilitasnya. Salah satu proyek yang sedang dalam tahap persiapan adalah peluncuran Cafe Koboy. Kafe ini akan menawarkan sajian khas, termasuk teh gelang, minuman unik yang terbuat dari teh lokal Puncak.
“Cafe Koboy hanyalah awal dari visi besar kami. Ke depan, kami merencanakan pengembangan kampung tematik lain seperti Kampung Bunga, Kampung Sayur, Kampung Madu, dan Kampung Bebek, yang semuanya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui pariwisata,” bebernya
Tak hanya itu, Kampung Koboy juga memiliki rencana untuk membangun Kampung Kemping, yang menawarkan pengalaman bermalam di alam terbuka dengan konsep ramah lingkungan. Kampung-kampung tematik ini dirancang untuk memperkenalkan wisatawan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat lokal, mulai dari pertanian hingga peternakan lebah, semuanya dalam balutan wisata edukatif.
Dengan pengembangan tersebut, Kampung Koboy bertekad menjadi pelopor pariwisata berkelanjutan di Puncak. “Kami ingin Puncak dikenal bukan hanya sebagai destinasi rekreasi, tetapi juga sebagai kawasan wisata edukatif yang mampu menginspirasi dan memberdayakan masyarakatnya,” ungkap Iman.
Visi ini sejalan dengan upaya menciptakan pariwisata yang lebih adil, di mana manfaat ekonomi juga dirasakan oleh masyarakat setempat.
Kampung Koboy kini menjadi destinasi yang menawarkan lebih dari sekadar hiburan. Pengunjung akan pulang dengan wawasan baru, pengalaman autentik, dan kesadaran akan pentingnya memberdayakan potensi lokal. Bagi mereka yang ingin merasakan sisi lain dari Puncak, Kampung Koboy adalah destinasi yang tidak boleh dilewatkan.
Dengan langkah-langkah inovatif ini, Kampung Koboy siap membawa Puncak ke era baru pariwisata yang lebih berkelanjutan dan menginspirasi. [] Danu