Rektor IPB Sambut Baik UI Gabung UKICIS
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyambut hangat atas bergabungnya Universitas Indonesia (UI) dalam UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS). Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Inggris juga menyambut bergabungnya UI sebagai anggota (UKICIS) dalam upacara pendatanganan MoU (Memorandum of Understanding) secara simbolik.
UKICIS merupakan konsorsium diaspora ilmuwan dan universitas RI-Inggris yang dibentuk Agustus 2020. Konsorsium ini bertujuan untuk mendukung kolaborasi riset dan inovasi yang bersifat multidisiplin ilmu antara kedua negara. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat memadukan kekuatan antara kedua negara beserta perguruan tinggi di Indonesia dan Inggris demi merespon berbagai isu strategis dunia.
Menurut Dubes RI untuk Inggris, Desra Percaya, dengan bergabungnya Universitas Indonesia, kini UKICIS beranggotakan tujuh perguruan tinggi. Yaitu Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), IPB University, Universitas Indonesia (UI), Universitas Nottingham, Universitas Coventry dan Universitas Warwick dari Inggris.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Prof Ari Kuncoro, Rektor UI dan pimpinan dari lima perguruan tinggi lainnya serta disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Inggris.
Dalam forum virtual Strengthening Mutually Beneficial Research Collaboration between the UK dan Indonesia, (8/9/2021), Desta mengatakan bahwa keterbukaan dan inklusivitas merupakan kunci dalam kerjasama. Terutama kerjasama di bidang riset dan inovasi. Berbagai tantangan yang bersifat bilateral hanya dapat ditangani dengan baik melalui kerjasama dan pendekatan multidisplin.
“Keterbukaan dan inklusivitas terbukti membuahkan berbagai inisiatif dan kerjasama konkrit yang dapat merekatkan para ilmuwan, diaspora dan universitas untuk berkontribusi mendukung upaya yang dilakukan pemerintah,” ucapnya.
Sementara itu, Prof Arif Satria memberikan apresiasi dan salam hangat atas bergabungnya UI sebagai anggota UKICIS. Tidak luput, ia mengucapkan selamat atas terjalinnya kerjasama penelitian antara kedua negara melalui UKICIS selama satu tahun.
“Konsorsium ini sangat istimewa mengingat akademisi diaspora Indonesia di UK memiliki peran yang signifikan dalam terwujudnya kerjasama ini. Kita setuju bahwa melalui (kerjasama) mereka mendorong ketahanan dunia terhadap pandemi global,” ujarnya.
Ia menyebutkan UKICIS adalah organisasi inklusif sehingga harus menyambut baik keanggotaan baru untuk meningkatkan kontribusi perguruan tinggi di kedua negara. Sehingga memberikan dampak nyata terhadap berbagai tantangan global.
Kerjasama tersebut telah menguatkan hubungan bilateral antara kedua negara dan membantu improvisasi kebijakan serta pertukaran ilmu walau terdapat pembatasan mobilisasi.
“Inilah peran UKICIS yang sesungguhnya. Kedua negara akan saling bertukar pengetahuan dan bersama-sama mengambil tindakan untuk menghadapi berbagai tantangan global melalui kerjasama saintifik,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa konsorsium ini adalah salah satu kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pemerintah ingin membina kerjasama di bidang pendidikan dan mengatasi berbagai rintangan selama pandemi. Ia menyambut UKICIS untuk mengidentifikasi berbagai tantangan yang relevan di masa pandemi untuk meningkatkan ketangguhan kedua negara. [] Hari