Kab. Bogor

Senjata Imunitas Tubuh

Oleh: Ade Yasin

(Bupati Bogor, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor)

BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Prediksi Singapore University of Technology and Design (STUD) yang semula mengatakan corona di Indonesia akan berakhir pada 6 Juni 2020, mengalami perubahan. Universitas yang memiliki segudang data itu, sekarang mengatakan corona di Indonesia baru akan berakhir 7 Oktober 2020.

Mengapa mundur begitu jauh. Semuanya berbasis data harian. Prediksi semula yang mengatakan corona di Indonesia akan berakhir pada 6 Juni 2020, dilandaskan pada data sampai 25 April 2020. Sementara prediksi tebaru yang mengatakan corona di Indonesia akan berakhir 7 Oktober 2020, dilandaskan pada data sampai 5 Mei 2020.

Pada tanggal 5 Mei 2020 kemarin, jumlah tertular baru di seluruh Indonesia memang sangat tinggi, yakni 484 orang.

Saya telusuri, angka ini adalah angka tertinggi sejak pemerintah mengumumkan secara resmi data-data terkonfirmasi positif yang dimulai pada 2 Maret 2020.

Tidak hanya itu, pada 7 Mei 2020, universitas tersebut bahkan memiliki prediksi baru lagi. Berdasarkan data per tanggal 6 Mei 2020, maka corona di Indonesia diprediksi baru akan berakhir pada 27 Oktober 2020.

Apa yang ingin saya katakan di sini adalah, bahwa cepat atau lambatnya corona berakhir, sangat tergantung pada tingkat penularan di tengah-tengah masyarakat.

Baca juga  Bupati Bogor Instruksikan Jajarannya Tangani Chikungunya              

Jika penularan terus terjadi, maka corona, lama baru akan berakhir. Sebaliknya, jika penularan terus menurun dan kemudian berhenti, maka corona dengan sendirinya juga berakhir.

Sekali lagi, semuanya tergantung penularan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Siapa yang menentukan penularan? Bukan presiden, bukan gubernur, bukan bupati. Melainkan warga masyarakat itu sendiri. Mengapa? Karena corona itu menular dari satu orang ke orang lain.

Pemerintah dalam hal ini hanya bisa mengambil peran membantu warga masyarakat untuk tidak tertular. Peran pemerintah adalah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dengan semua aturan-aturan atau imbauan yang ada di dalamnya.

Jika masyarakat membandel dan tidak disiplin, tidak diam di rumah, tidak jaga jarak, tidak pakai masker, tidak cuci tangan, tidak ibadah di rumah, ngumpet-ngumpet mudik, maka penularan akan terus terjadi, yang dengan sendiri corona akan semakin lama berakhir.

Saya mungkin akan tercatat sebagai orang bawel karena tidak pernah bosan mengimbau warga Kabupaten Bogor agar disiplin dan patuh aturan. Saya juga terus meminta pemerintah pusat untuk menghentikan sementara operasional kereta api, dan menutup pabrik atau perusahaan yang masih terus beroperasi. Saya juga turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan terhadap disiplin masyarakat mematuhi PSBB dan protokol kesehatan lainnya.

Baca juga  RS Lapangan Kota Bogor Hanya Melayani Pasien Gejala Ringan, 11 Dokter Siap 24 Jam

Hasilnya memang ada dan terasa. Penduduk Kabupaten Bogor paling banyak di Bodebek. Menurut data BPS Jabar, sampai Agustus 2019, jumlah warga Kabupaten Bogor 5.8 juta, Kabupaten Bekasi 3,6 juta, Kota Bekasi 2,9 juta, Kota Depok 2.3 juta, Kota Bogor 1,1 Juta.

Jumlah penduduk ini menjadi faktor, karena penularan terjadi antara satu orang ke orang lain. SemaKin banyak penduduk, semakin besar potensi penularan.

Prilaku warga Bodebek kurang lebih sama, yakni suka mondar-mandir Bogor-Jakarta yang merupakan pusat penularan corona, baik untuk bekerja dan lain sebagainya.

Tetapi, dari segi jumlah orang tertular, Kabupaten Bogor bukan yang terburuk. Berdasarkan data sampai Rabu (6/5/2020), Kota Depok memiliki 323 kasus positif Covid-19, Kota Bekasi 256 kasus, Kabupaten Bogor 140 kasus, Kabupaten Bekasi 94 kasus dan Kota Bogor 91 kasus. Ini membuktikan warga Kabupaten Bogor memiliki tingkat kedisiplinan tinggi. Saya apresiasi disiplin masyarakat ini, dan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing terlibat memberikan imbauan kepada masyarakat agar disiplin.

Namun demikian, saya masih harus terus mengingatkan masyarakat agar terus menghidari tertular corona dengan menggunakan senjata diam di rumah, pakai masker dan lain sebagainya.

Baca juga  PSBB Hari ke-10 di Jakarta: Penularan Masih Tinggi, Bertambah 108 Menjadi 3.032 Orang

Di tengah hiruk pikuk prediksi corona akan berakhir, yang membuat orang bisa terlena, saya justru meminta masyarakat untuk memperkuat pertahanan dengan menggunakan senjata kedua. Yakni meningkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi lebih banyak sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, dan tentu saja olahraga dan istirahat cukup.

Para ahli mengatakan banyak asupan yang bisa meningkatkan imunitas tubuh. Terkait sayur-sayur, antara lain, bisa brokoli, bayam, bunga Kol, wortel, kubis, pakcoy, kale, paprika merah dan cabai, jamur, tomat. Kelompok rempah, bisa bawang putih, bunga lawang, jahe, minyak kelapa.

Kelompok ikan, bisa salmon, tuna, sarden. Kelompok buah-buahan, bisa jeruk, pepaya, kiwi, jambu biji, air kelapa, apel, stroberi, mangga, semangka. Semua itu banyak yang bisa dengan mudah didapatkan di Kabupaten Bogor.

Dengan menggunakan dua senjata sekaligus, kita tidak saja menggandakan benteng pertahanan agar terhindar dari tertular corona, tetapi juga mengolah diri menjadi semakin disiplin dan semakin sehat dan kuat. Ketika corona benar-benar berakhir, modal disiplin dan sehat dan kuat tersebut akan bermafaat menjadi senjata ampuh menghadapi tantangan hidup ke depan. Insya Allah. []

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top