BOGOR-KITA.com, KARAWANG – Emma Ramadinah (21) seorang atlet Sambo asal Karawang, berhasil menyumbangkan emas bagi Indonesia cabang olahraga (cabor) Sambo dari nomor mixed team. Ia mempersembahkan medali emas ke-40 untuk Indonesia pada hari keenam bersama Desiana Syafitri, Erik Gustam, Rio Bahari, Senie Kristian.
Sambo merupakan seni beladiri modern yang dikembangkan di Azerbaijan, Moldova, Georgia.
Anak pasangan Ahmad Mustofa dan Nining Sari Ningsih merupakan alumni SMAN 5 Karawang sebelumnya menggeluti cabang olahraga Judo sejak duduk di klas IV SD, namun setelah duduk di klas XI SMAN 5 Karawang beralih menggeluti cabang olahraga baru yang berkembang sejak 2016 dan akhirnya masuk Pelatnas serta terpilih menjadi kontingen Indonesia di Sea Games 2019 di Filipina.
“Awalnya menggeluti olahraga Judo, namun sejak duduk di klas XI beralih menggeluti olahraga Sambo,” kata Emma, Selasa (10/12/2019).
Emma mengaku menggeluti olahraga Judo sejak duduk di klas IV Sekolah Dasar, di Sasana Padepokan Judo Taruna Karawang “Karawang Budokan” Karawang Timur, sudah beberapa kali ikut kejuaraan baik tingkat Provinsi maupun Internasional, dalam setiap event kejuaraan selalu menggunakan dana mandiri baik dari keluarga maupun sasana dimana dia berlatih.
Dalam menunggu panggilan Pelatnas Sea Games, Emma mengaku sempat jualan makanan cilok dan rujak bangkok secara online, untuk bekal selama latihan di sasana yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Rawagabus, Kelurahan Adiarsa timur ,Kecamatan Karawang Timur.
Pelatih Judo dan Sambo, Arnold Silalahi mengatakan sasana Padepokan Judo Taruna Karawang “Karawang Budokan ” atlet Sambo asal Karawang ada dua orang yaitu Emma Ramadinah dan Desiana Syafitri, keduanya dalam kelas yang berbeda , dengan torehan emas pada Sea Game merupakan motivasi tersendiri untuk mengembangkan mencari bibit atlet lain cabor tersebut .
“Ada dua atlet Sambo yang masuk pelatnas dan menjadi atlet Indonesia di Sea Game,” katanya.
Dia mengaku selama ini belum ada bantuan dari Pemda setempat,karena regulasi pendaftaran cabor Sambo baru di tingkat Koni Pusat, sementara di tingkat provinsi dan kabupaten belum terdaftar.
“Untuk tingkat provinsi dan kabupaten cabor ini belum terdaftar di Koni,” katanya.
Arnold berharap KONI maupun Pemkab Karawang memperhatikan hal ini. Sebab bukan tak mungkin ke depan akan ada atlet potensial asal Kota Pangkal Perjuangan yang “dibajak” daerah lain dengan iming-iming tertentu. Karena event -event Nasional maupun Internasional kedepannya masih terbuka lebar buat atlet asal Karawang .
“Regulasi pendaftaran di Koni belum ada untuk Cabor Sambo, jadi kita masih mandiri dalam pendanaan,” tandasnya. [] Nandang