Dr. Hendro Sasongko, Ak.,M.M.,CA.
BOGOR-KITA.com, BABAKANMADANG – Saya pikir PemKab Bogor sudah memiliki dan melakukan banyak program yang berpihak kepada UMKM, bahkan Pemkab Bogor layak dipandang sebagai role model kemitraan antara pemerintah, pelaku usaha dan pendidikan, karena melibatkan perguruan tinggi dalam upaya pengembangan UMKM dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Hal ini dikemukakan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan (FE Unpak) Dr Hendro Sasongko menanggapi pernyataan Presiden Jokowi di Forum Rakornas dan Forkopimda di Sentul International Convention Centre (SICC), Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Rabu (13/11/2019).
Dalam forum yang dihadiri sekitar 3.000 pejabat dari mulai Kabinet Indonesia Maju sampai bupati dan walikota dari seluruh Indonesaia, Jokowi meminta agar UMKM dan pengusaha lokal diikutsertakan dalam setiap investasi yang masuk ke daerah.
Dr Hendro mengatakan, filosofinya adalah, bahwa UMKM ini terbukti menjadi sektor yang tahan terhadap gejolak ekonomi makro, sehingga tidak berlebihan jika tetap meyakini UMKM dan (berharap) BUMDes juga menjadi sokoguru pembangunan daerah.
Arahan Presiden bahwa investasi harus melibatkan UMKM, tentu tidak sekadar menunjukkan empati kepada sektor UMKM, namun memang UMKM mampu menjadi pendukung pembangunan.
Ini juga menjadi tantangan pemerintah, baik pusat maupun daerah, bahwa filosofi Pancasila dan ekonomi kerakyatan, tidak hanya menjadi jargon semata, namun dibuktikan melalui upaya nyata pelibatan sektor UMKM tersebut dalam program investasi.
“Model bisnis yang melibatkan UMKM dalam rantai nilai (value chain) produksi, telah dilakukan dan berhasil di negara-negara maju seperti Jepang dan negara negara Skandinavia yang terkenal dengan tingkat kebahagian dan keadilan yang tinggi,” ujar Dr Hendro kepada BOGOR-KITA.com, Kamis (14/11/2019) pagi.
Persoalan modal dan kemasan, adalah dua faktor determinan dalam pengembangan UMKM, dan sebenarnya belum lama ini, Pemkab Bogor sudah berinisiasi melibatkan lembaga keuangan dalam upaya pengembangan UMKM.
Hanya memang perlu juga melibatkan pihak stakeholder lain, seperti asosiasi dan perguruan tinggi sebagai bagian dari linkage capital yang mendorong pengembangan UMKM. Teknologi kemasan, proses produksi, penyimpanan dan pemasaran, juga sangat bisa disiapkan atau dibantu oleh Perguruan Tinggi.
“Saya ingat, salah satu BUMD Kabupaten Bogor, yaitu PT Sayaga Wisata, juga sudah memasarkan OKB (Oleh Oleh Khas Bogor), yaitu makanan khas Bogor yang dikemas dengan menarik. Ini salah satu kemitraan yang patut ditiru, yang melibatkan BUMD dengan Sektor UMKM,” tutup Dr Hendro.[] Hari