BOGOR-KITA.com – Kekeringan juga mulai melanda sebagian wilayah Kecamatan Ciawi. Dari 12 desa yang ada, 5 desa sudah mengalami kekeringan.
Nimah (48) warga Desa Bendungan mengatakan, kekeringan sudah terjadi sejak sepekan ke belakang. Sumur warga yang tadinya dipenuhi air kini mulai kering. “Jadi saya siasati dengan menyalakan air malam hari. Kalau siang saya biarkan terisi dulu,” ujar Nimah kepada wartawan, Senin (12/8/2019)
Kekeringan akan semakin parah, kata dia, jika musim kemarau terus berlangsung hingga akhir Agustus nanti. Saat ini saja, banyak warga yang sudah menggunakan air sungai untuk kebutuhan cuci.
“Kalau terus kemarau, kekeringan akan semakin parah,” ucapnya.
Selain air sumur, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan pun memberlakukan penghentian pasokan air secara bergantian.
“Kadang di tetangga yang menggunakan air PAM, baru malam bisa nyala, kadang siang tidak tentu,” bebernya.
Hal sama dirasakan, Mardiasyah warga Kampung Banjarsari. Menurutnya, kekeringan membuat warga kesulitan air bersih. Tak heran banyak warga berburu air hanya untuk mendapatkan air untuk makan dan minum.
“Kadang kami harus mencari sumur warga yang masih memiliki air,” ungkapnya.
Sementara, di areal perkantoran Kecamatan Ciawi kekeringan sudah terjadi hampir sebulan lalu, beberapa kantor sudah tidak memiliki pasokan air seperti di Kantor UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan, UPT Tata Bangunan, UPT Pengelolaan Sampah dan UPT Pertanian. Bahkan mushola tempat ibadah pekerja di areal Kecamatan harus mencari air wudhu ke tempat lain. [] Admin/Pkr