Kab. Bogor

Kemah Titik Temu di Bogor Deklarasikan Pemilu Damai, Bersih dan Demokratis, Ini Isinya

Deklarasi Pemilu Damai, Bersih dan Demokratis di Bumi Perkemahan Joglo Bangkongreang

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Para pemuka agama, organisasi masyarakat sipil, pekerja seni, dan komunitas rakyat lainnya mendeklarasikan pemilu damai, bersih dan demokratis. Deklarasi itu dibacakan pada rangkaian ‘Kemah Titik Temu’ yang diselenggarakan oleh Yayasan Satu Keadilan (YSK) di Bumi Perkemahan Joglo Bangkongreang, Kabupaten Bogor, Selasa (14/2/2023).

Masyarakat sipil merumuskan 9 sikap untuk mengawal pelaksanaan Pemilu 2024:

  1. Menuntut pemerintah pusat agar memastikan Pemilu 2024 terlaksana sesuai agenda yang telah dirancang oleh KPU.
  2. Menolak segala bentuk politisasi identitas dan SARA, serta aksi-aksi lain yang dapat mereduksi semangat kebhinekaan dan kebangsaan.
  3. Mengajak semua pihak untuk menjadikan Pemilu 2024 sebagai momentum untuk meneguhkan nilai-nilai inklusivitas dan kesetaraan, tanpa diskriminasi atas dasar apapun.
  4. Menuntut pemerintah mencegah dan menindak segala bentuk politisasi identitas yang berpotensi mengintimidasi, dan mempersekusi golongan tertentu. Pelaksanaan Pemilu 2024 harus tunduk dan patuh pada prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM).
  5. Menjamin hak kebebasan berpendapat dan berekspresi, serta hak atas rasa aman dengan menciptakan ruang aman bagi kelompok masyarakat sipil, pers, minoritas etnis, agama dan gender.
  6. Menolak setiap bentuk eksploitasi perempuan sebagai objek kampanye politik dalam meraih suara pemilih.
  7. Menuntut KPU dan Bawaslu melaksanakan pemilu secara independen, demokratis, berintegritas, dan menjunjung tinggi semangat HAM serta keberagaman.
  8. Menyerukan kepada masyarakat sipil untuk berpartisipasi aktif dalam mendorong terselenggaranya pemilu yang damai, bersih, dan demokratis.
  9. Menagih janji pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menyelenggarakan pemilu 2024 yang bebas dari politisasi identitas.
Baca juga  Fokus Tata Pasar Cileungsi, Dirut Tohaga Rotasi Kepala Unit

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Ismail Hasani dalam acara tersebut menuturkan, gerakan ini merupakan upaya masyarakat sipil mengambil bagian dalam mengingatkan bahaya politisasi identitas, disinformasi atau hoaks di tengah proses Pemilu mendatang.

“Yang menjadi tujuan utama tentu kita mendorong politik yang berkualitas, apa indikator demokrasi berkualitas itu?, yang diperdebatkan adalah gagasan, bukan isu sara yang memecah belah,” tuturnya.

Selama ini, kata Hasani, publik terus menerus disajikan dengan informasi-informasi identitas, sara dan semacamnya yang berpotensi terbentuknya polarisasi politik. Padahal jika gagasan yang dikontestasikan, masyarakat secara perlahan akan teredukasi politik secara sehat.

“Itu yang tidak disodorkan ke ruang publik, sehingga politik kita miskin gagasan dari peserta pemilu misalnya. Jika berkuasa, apa yang akan dilakukan. Tentu ini harus menjadi konsen masyarakat sipil,” jelasnya.

Baca juga  Ade Yasin Minta Baznas Aktif Bantu Pemerintah Kurangi Angka Kemiskinan

Menurutnya, jika tidak ada gerakan dari masyarakat sipil itu sendiri, ruang politisasi identitas akan terus tumbuh. Bagaimana masyarakat mengambil sikap untuk bersama mengawal pelaksanaan Pemilu 2024.

Kemah Titik Temu menghadirkan ruang-ruang kolaboratif seperti sharing dan diskusi, workshop, Focused Group Discussion yang meliputi berbagai topik seputar kebebasan beragama dan berkeyakinan, kekerasan berbasis ekstremisme, keragaman gender seksualitas, klinik hukum, kampanye non-violence direct action, workshop strategi kampanye media untuk mendukung toleransi dan keberagaman, serta ruang ekspresi yang meliputi mural, pertunjukan seni dan budaya, lapak warga dan kuliner rakyat.

Selain itu hadir pula teman-teman dari Papua itu Kita yang mengenalkan proses ritual bakar batu. [] Hari

Baca juga  Dua Maling Diduga Membawa Senpi, Satu Diringkus Satu Melarikan Diri
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top