Kab. Bogor

Warga Rumpin dan Ciseeng Keluhkan Jalan Licin Akibat Tanah Merah dan Antrean Truk Tambang

Kondisi jalan Putatnutug - Gerendong - Kampungsawah yang menghubungkan Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Rumpin.
Kondisi jalan Putatnutug - Gerendong - Kampungsawah yang menghubungkan Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Rumpin.

BOGOR-KITA.com, RUMPIN – Pasca selesainya pembangunan Jembatan Gerendong yang diresmikan pembukaan dan penggunaannya oleh Bupati Bogor Ade Yasin beberapa waktu lalu, saat ini jalan raya penghubung antara Kecamatan Rumpin dan Kecamatan Ciseeng, mulai ramai dilewati truk tambang.

BPTD Wilayah Jabar pada Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub RI, maupun pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jabar dan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor pun tampaknya belum memantau intensitas kendaraan truk tambang yang Over Dimensi dan Over Load (ODOL) banyak melintasi jalan dan jembatan ini.

“Nyatanya truk tambang makin bebas lalu lalang, bahkan parkir sembarangan. Tidak ada pengaturan dari petugas berwenang,” kata Azis Anwar (41) warga Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Rabu (14/4/2021).

Baca juga  Polisi Buru Pelaku Pencurian Di Cafe Cilala Ciseeng

Mulyadi JR (45) seorang warga Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng juga mengeluhkan hal yang sama. Ia menambahkan, kondisi jalan antara Kecamatan Ciseeng Rumpin makin semrawut karena adanya truk galian tanah.

“Kondisi jalan Putatnutug –  Gerendong – Rumpin makin semrawut. Setelah jalan bagus karena dicor, justru akhir-akhir ini malah tertutup oleh tanah merah,” kesalnya.

Hal ini diperkuat warga lainnya, Asep Sudrajat yang menuturkan bahwa penyebab jalan tertutup tanah merah adalah ceceran tanah dari ban-ban truk besar (tronton) pengangkut tanah merah melewati jalan tersebut.

“Yang dikhawatirkan pengguna jalan, adalah manakala hujan, tanah merah tersebut bisa berubah jadi lumpur, jalanan jadi licin, bisa mengakibatkan pengendara kendaraan roda dua jatuh. Jauh dari itu bisa saja meminta korban,” bebernya.

Baca juga  Peradi Berikan Edukasi Hukum kepada Kaum Milenial di Desa Palasari

Asep Sudrajat menambahkan, ketika hari panas, kondisi jalan berubah jadi penuh debu yang menyesakkan pernapasan dan mengaburkan penglihatan.

Ia berharap, agar segera ada penertiban penggunaan jalan termasuk membersihkan tanah merah yang berceceran di jalan. Selain itu, lanjutnya,  perlu juga diteliti, apakah galian tanah merah yang jalannya ada di sebelah  kompleks pemakaman Gerendong memiliki izin termasuk apakah sudah aman dan tidak merusak tatanan lingkungan termasuk vegetasi tanah.

“Warga berharap pihak terkait segera memeriksanya. Jangan menunggu ada korban atau ketidaknyamanan semakin mengganggu warga dan pengguna jalan, yang nantinya bisa terjadi protes,” tegas Asep Sudrajat. [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top