Kota Bogor

Warga Miskin di Kota Bogor Masih Tinggi, Apa Solusi Rena Da Frina?

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Angka kemiskinan di Kota Bogor masih terbilang tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat tahun 2022 menempatkan Kota Bogor berada di urutan keempat kota termiskin di Jawa Barat dengan indeks 7,10.

Masih mengacu sumber data BPS Jawa Barat, jumlah penduduk miskin di Kota Bogor untuk tahun 2022 pun amat banyak hingga 79,2 ribu jiwa atau setara 7,10 persen.

Sedangkan menurut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Dinas Sosial Kota Bogor tahun 2023 jumlah masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 35,63 persen.

Calon Wali Kota Bogor 2024-2029 nomor urut 4 Rena Da Frina menyatakan, untuk mengatasi kemiskinan maka diperlukan dorongan dalam bentuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan insentif modal usaha.

Baca juga  Ratusan Relawan Lintas Suku Gelar Doa Bersama untuk Menangkan Rena-Teddy

Rena menyebut, ia menyiapkan bantuan kemudahan dari menebus ijazah sekolah hingga beasiswa S1 hingga S3. Dengan meningkatnya mutu pendidikan SDM maka kesempatan memiliki penghasilan dari pekerjaan yang layak pun terbuka besar.

“Saya juga menyiapkan pelatihan ekonomi kreatif dan bantuan insentif usaha. Munculnya banyak lapangan usaha kerja akan menurunkan kemiskinan,” kata Rena dalam rilisnya Kamis (24/10/2024).

Nur Atiah, seorang ibu berusia 49 tahun warga Kampung Margajaya, Kertamaya, Bogor Selatan, jadi salah satu contoh warga miskin.

“Alhamdulillah, dia masih bisa lanjut sekolah masuk SMP walaupun orang tuanya cuma kerja serabutan harian. Dulu sewaktu tebus ijazah SDnya harus utang sana sini,” imbuh Nur Atiah.

Baca juga  Belajar dari Kasus Gibran di Gunung Guntur, Ini Tips saat Melakukan Pendakian

Bagi Nur Atiah, ambang kemiskinan tetap mendera kehidupannya meski janji pemerintah Kota Bogor masa lalu akan mensejahterakan masyarakatnya.

“Kami sekeluarga tetap hidup pas-pasan aja, yang penting masih bisa makan dan anak-anak sekolah. Janji menghilangkan kemiskinan tidak terwujud,” tukas Nur Atiah.

Begitu pula Siyatmi, janda paruh baya bekerja sebagai guru mengaji, berdomisili di Ciparigi, Bogor Utara,  yang usianya kini hampir 60 tahun.

Siyatmi mengaku tidak ada peningkatan kesejahteraan ekonomi sejauh ini sesuai dijanjikan pemerintahan Kota Bogor sebelumnya. Malahan, kata Siyatmi, beban ekonomi makin meningkat sebab banyak harga kebutuhan sehari-hari di Kota Bogor naik.

“Katanya mau ada dikasih kenaikan honor guru mengaji. Namun sampai sekarang tidak ada buktinya. Saya harus berjualan kecil-kecilan juga di rumah agar menambah penghasilan,” ucap Siyatmi. [] Hari

Baca juga  Update Corona Kota Bogor 7 Juli: Positif Nihil, PDP Bertambah 5
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top