Tips Menjaga Kualitas Beras Selama Penyimpanan dari Pakar IPB
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Beras merupakan sumber karbohidrat utama masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pemerintah harus memastikan ketersediannya memadai sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dari Sabang hingga Merauke. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya menjaga ketersediaan beras dengan mendirikan Badan Urusan Logistik (BULOG). Selain menjadi lembaga yang menjaga cadangan beras Indonesia untuk kebutuhan masa krisis seperti saat terjadi bencana, BULOG juga bertugas dalam penyaluran beras untuk masyarakat kurang mampu melalui pembagian beras prasejahtera.
Prof Nuri Andarwulan, dosen IPB University menyebutkan bahwa beras akan mengalami penurunan kualitas seiring berjalannya waktu. Perubahan kualitas tersebut berupa perubahan fisik seperti warna, tekstur, serta aroma beras. Tidak hanya kualitas fisik, beras juga mengalami perubahan kualitas kimia berupa kandungan air, lemak, dan protein dalam beras.
“Untuk mengatasi penurunan kualitas fisik beras maka suhu dan kelembaban atau kadar uap air di ruang penyimpanan harus dikendalikan. Beras tidak boleh diletakkan langsung di lantai. Harus disimpan di tempat yang kering dan atap tidak bocor,” ujar pakar Kimia Pangan dari IPB University ini, dalam rilis IPB University, Senin (23/8/2021).
Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB University ini memaparkan langkah-langkah menjaga kualitas beras selama masa penyimpanan. Untuk menjaga kualitas kimiawi beras, Prof Nuri menyarankan supaya memastikan gabah telah kering sebelum digiling. Ia menyebut, kandungan air yang rendah akan menghambat proses metabolisme dalam beras. Selain itu, proses penggilingan juga berperan penting dalam menjaga mutu beras.
“Proses penggilingan yang tidak bersih menyebabkan kandungan dedak pada beras menjadi tinggi. Dedak memiliki kadar lemak tinggi yang mudah teroksidasi. Proses inilah yang akan membuat beras lebih cepat berbau apek,” ujar Kepala Pusat Ilmu dan Teknologi Pertanian dan Pangan Asia Tenggara (Seafast) Center IPB University ini.
Untuk menghindari serangan hama seperti tikus maupun serangga, dosen di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB University ini menyarankan supaya beras disimpan pada wadah yang tertutup rapat dan kuat. Ia menjelaskan, selain menghindari masuknya uap air yang dapat meningkatkan kadar kelembaban beras, material yang kuat juga dapat menghindari gigitan tikus.
Ia juga menyarankan, jika beras disimpan dalam karung sebaiknya tidak mengunakan karung yang berbahan goni. Sebaliknya, penyimpanan dapat menggunakan karung berbahan plastik agar mampu menahan kontaminasi dari lingkungan eksternal.
“Kadar uap air atau kelembaban yang tinggi juga dapat membuat struktur beras menjadi rapuh dan mudah patah. Selain itu juga memudahkan tumbuhnya jamur atau kapang, serta memicu terjadinya penggumpalan pada beras,” paparnya.
Ia juga menyinggung peran BULOG. Sebagai lembaga yang diberi mandat untuk memastikan ketersediaan beras di Indonesia, maka BULOG telah menetapkan berbagai standar. Standar tersebut mulai dari proses pembelian beras dari petani. Standar yang diterapkan meliputi keutuhan butir beras, bersih dari debu dedak, kadar air, serta keberadaan benda asing diantara butir beras.
“Dalam menjalankan tugas ini, perlu ada kerjasama dan koordinasi yang baik antara BULOG dengan Kementerian Pertanian. Jika ingin beras yang dihasilkan petani memenuhi standar maka pemerintah harus melatih para petani bagaimana praktik bertani padi yang baik dan benar mulai dari sawah hingga ke penggilingan,” tegas Prof Nuri. [] Hari