BOGOR-KITA.com, BOGOR – Ketua PKK Kelurahan Sindangsari, Eny Wulan membuat inovasi agar warga masyarakat mendapat penghasilan lebih.
Oleh karena itu istri dari Lurah Sindangsari, Asep Faisal Rahman ini berinisiatif melakukan pelatihan menjahit kepada warga RW 01 dengan membuat masker dari kain percak.
Eny mengatakan dirinya ingin membuat sesuatu agar bisa menambah penghasilan bagi warga di Kelurahan Sindangsari. Sesuai dengan keahliannya, akhirnya dirinya membuat pelatihan menjahit bagi warga.
“awalnya ada laporan dari RW 01, bahwa banyak warga yang terjerat pinjaman bank keliling, akhirnya kita berinisiatif untuk melakukan pelatihan menjahit, kebetulan di RW 01 ini ada tempat kursus menjahit dan konveksi yang memiliki bahan percak yang tidak terpakai, kami akhirnya membuat sesuatu yang bisa menghasilkan bagi masyarakat disini,” ucap Eny kepada wartawan, Rabu (9/9/2020).
Meski baru tiga kali pertemuan, lanjut Eny, antusias warga sangat bagus, saat ini sudah ada sekitar 15 orang warga yang mengikuti kegiatan ini.
“Saya tidak melihat mereka bisa atau tidak, yang penting mereka bersemangat mengikuti pelatihan menjahit ini, memang ada yang sudah mahir ada juga yang baru belajar,” ungkapnya.
Kedepan, kata Eny pihaknya tidak hanya akan priduksi masker saja, selanjutnya pelatihan ini juga akan membuat sarung bantal dan celemek.
“Tahap awal ini alhamdulillah sudah ada pesanan untuk 200 masker,” katanya.
Ia pun berharap, kegiatan kursus menjahit ini bisa dilakukan di RW-RW lain di kelurahan Sindangsari.
“Untuk sementara kita fokuskan di RW 01, namun tidak menutup kemungkinan kita lakukan juga di RW lain di Kelurahan Sindangsari,” tandasnya.
Sementara, pemilik tempat pelatihan menahit, Tuminah menuturkan dirinya tidak mempermasalahkan tempat dan mesin jahit untuk digunakan pelatihan menjahit. Menurutnya apapun akan diberikan asalkan kegiatan tersebut bermanfaat bagi warga sekitar.
“Kalau memang untuk masyarakat apapun kita akan sediakan, untuk mesin jahit, bahan percak kita siapkan yang penting bermanfaat,” ucap Tuminah.
Dijadikannya tempat Tuminah untuk pelatihan ini karena sejak adanya pandemi Covid-19, kegiatan kursus menjahit dan usaha konveksi yang di milikinya tidak produksi kembali. Maka dengan itu, mesin jahit dan limbah kain percak miliknya tidak terpakai.
“Dengan adanya kegiatan ini, limbah kain percak saya jadi bermanfaat di buat masker oleh ibu lurah. Kalau mesin saya memiliki sekitar 50 mesin jahit, untuk kegiatan ini berapa saja kita siapkan tinggal yang mau ikut kegiatannya saja ada berapa tinggal pakai,” bebernya.
Ia berharap berharap dengan adanya kegiatan seperti ini bisa mengangkat ekonomi masyarakat sekita.
“Semoga warga disini ada tambahan penghasilan untuk keluarga,” ujarnya.
Terpisah, Lurah Sindangsari, Asep Faisal Rahman mengapresiasi kegiatan pelatihan menjahit ini. Masyarakat di RW 01 ini mencoba suatu produk yang dibutuhkan banyak orang yaitu masker.
“Mudah mudahan ini jadi silusi meningkatkan ekonomi masyarakat, meski masih tahap kecil, minimal ada tahap awal untuk memulai tahap yang lebih besar,” kata Asep.
Asep menambahkan kegiatan ini jangka panjangnya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Untuk harga masker sendiri, kita masih menyesuaikan yang pasti lebih murah dari harga pasaran, namun untuk kualitas tetap akan kita jaga,” pungkasnya. [] Ricky