BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Indeks Williamson atau Indeks gini atau ketimpangan pendapatan di Kabupaten Bogor harus turun dalam lima tahun ke depan.
Hal ini dikemukakan Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor Dr Ir Syarifah Sofyah usai menyosialisasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor 2018 – 2023, di Kompleks Perkantoran Pemkab Bogor, Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (3/12/2019).
“Kita ingin masyarakat lebih sejahtera. Nanti ada ukuran indeks kebahagiaan dan indeks daya saing, mudah mudahan bagus,” kata Syarifah saat ditanya seperti apa wajah Kabupaten Bogor dalam lima tahun ke depan.
Ukurannya, mulai dari kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, kenyamanan masyarakat, lingkungan yang terjaga.
“Kalau misalnya kita melaksanakan Kabupaten Bogor sebagai smart city, itu nanti bisa dilihat di indeks kebahagiaan,” imbuhnya.
Saat memaparkan RPJMD, tampak ketimpangan pembangunan Kabupaten Bogor cukup tinggi yakni indeks williamson 0.96 poin (1 sangat timpang).
Indeks Williamson (IW) atau Koefisien Gini (KG) adalah salah satu alat mengukur tingkat ketimpangan pendapatan antar daerah atau antar penduduk. Pengukuran IW membutuhkan data persentase penduduk, persentase kumulatif penduduk, persentase kumulatif total pendapatan, PDRB, dan jumlah penduduk keseluruhan.
Terdapat 8 indikator dalam pengukuran tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi yaitu, PDRB, laju inflasi, PDRB perkapita. IW, persentase garis kemiskinan dan angka kriminalitas. “Indeks gini 0.34 poin ketimpangan orang per orang, 0,5 bisa terjadi kriminalitas,” kata Syarifah. [] Hari