Tiga Ormawa IPB University Kolaborasi Gelar Webinar Kesehatan Mental
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Tiga organisasi kemahasiswaan (ormawa) di IPB University berkolaborasi menggelar webinar Mental Health, Minggu (17/10/2021). Tiga ormawa tersebut adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM), BEM Fakultas Ekologi Manusia (Fema) serta Himpunan Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen (Himaiko).
Webinar Mental Health yang mengusung tema Embrace Your Fears to Gain a Healthy Mind ini diikuti oleh 367 peserta dari berbagai instansi dan organisasi. Peserta sangat antusias dan aktif mengikuti webinar ini.
“Semoga webinar ini bisa menjadi langkah preventif atau pencegahan. Tidak menutup kemungkinan juga menjadi langkah kuratif atau penanganan dari isu kesehatan mental yang mungkin para peserta hadapi saat ini. Kita berharap bisa menghindari masalah pada kesehatan mental atau mungkin menangani apa yang telah terjadi,” kata Ketua Pelaksana, Muh Farhan.
Dalam kesempatan itu, Dekan Fema IPB University, Prof Ujang Sumarwan hadir memberi sambutan. Ia mengatakan bahwa manusia tidak akan lepas dari masalah. Para mahasiswa dan dosen akan selalu menghadapi masalah.
“Nah, seni kita adalah bagaimana menghadapi masalah tersebut, harus kita ketahui ilmunya. Melalui webinar ini, Kak Fadhilah akan sharing ilmunya, sehingga saya kira kita akan menjadi sehat secara fisik dan sehat secara mental. Mudah-mudahan dapat menyimak dan mempraktikkan,” tutur Prof Ujang.
Webinar Mental Health ini menghadirkan Fadhilah Eryananda, MPsi, seorang psikolog klinis dewasa sekaligus Co-Founder SADARI. Dalam pemaparannya, Fadhilah menyinggung soal Quarter Life Crisis (QLC).
Menurutnya, QLC adalah peristiwa yang muncul pada masa peralihan antara remaja dan menuju dewasa. Area kehidupan yang terdampak QLC adalah karir, relasi, tempat tinggal, kegiatan waktu luang, gaya hidup dan ideologi atau pandangan hidup.
“Bagusnya adalah QLC ini terjadi pada orang-orang yang mau bertumbuh dan mau berkembang. Mereka ingin keluar dari fase emerging adulthood yang cenderung tidak stabil, banyak perubahan, dan eksploratif. Akhirnya ada usaha untuk menjalankan hidup dengan peran yang tetap, dapat diprediksi, dan produktif,” papar Fadhilah.
Menurutnya, QLC adalah hal wajar sehingga tidak harus selalu melihat sebagai sesuatu yang negatif. QLC adalah kesempatan untuk mempelajari diri sendiri dan mengetahui apa yang benar-benar diinginkan dalam hidup. Hal yang harus dilakukan untuk menghadapi QLC adalah dengan mengenal diri, mengenal situasi dan melakukan sesuatu secara nyata.
“Kenali diri, mengetahui value diri sendiri, value lebih dari sekadar tujuan tapi value itu prinsip hidup yang menggerakkan diri untuk terus maju. Selain mengenal value, kita juga perlu mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan tantangan yang ada di diri sendiri. Kita harus mengetahui sumberdaya apa saja yang dimiliki,” katanya.
Setelah mengenal diri, katanya, selanjutnya adalah harus mengenal situasi. Langkah ini mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan dan value. Fase ini dapat diisi untuk mengenali dan memperkuat support system.
“Setelah mengenal diri dan mengenal situasi, selanjutnya kita perlu melakukan sesuatu secara nyata. Ingat, kamu tidak gagal hanya karena belum mencapai hal-hal yang menjadi tujuan hidupmu,” pungkasnya. [] Hari