BOGOR-KITA.com – Sabtu pekan lalu 7 ibu- ibu warga Desa Kemang mengadu ke Kepala Desa Kemang, Kabupaten Bogor Entang Suana. Mereka mengadukan debt collector dari bank keliling. Menurut keterangan Kepala Desa Kemang, Entang, mereka terjerat utang ke bank keliling dan ditakut-takuti akan dicuduk jika tidak mampu membayar sesuai jadwal waktu yang sudah ditentukan.
Menurut Entang, untuk merespons pengaduan ibu-ibu, pihaknya langsung berkordinasi dengan RT, RW dan juga pengacara. Mereka bersama-sama menemui salah seorang ibu yang mengadu.
“Pengacara yang diwakili Bapak Hasibuan memaparkan secara hukum tentang utang piutang antara ibu-ibu dengan pihak bank keliling. Intinya, pengacara mengatakan ibu ibu tidak perlu takut,” kata Entang menirukan pengacara.
Entang menegaskan, pihaknya kini menjadikan praktik bank keliling sebagai sebuah persoalan yang harus ditangani.
“Soalnya, hampir di setiap RW ada bank keliling,” sebut Entang seraya menambahkan pihaknya akan mengundang RT RW untuk membahas langkah langkah untuk meminimalisasi aktivitas bank keliling itu.
Langkah-langkah yang akan diambil, kemungkinan adalah, pertama, mencetak spanduk larangan aktivitas bank keliling di desanya.
Kedua, pihaknya akan mendirikan koperasi simpan pinjam dan memudahkan persyaratan kepada warganya yang ingin meminjam.
“Desa Kemang sudah ada Bumdes, kita telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur, selanjutnya kita akan menggunakan dana desa untuk pembinaan pemuda, pelatihan ibu-ibu supaya bisa meningkatkan sumber daya manusia warga Kemang,” jelas Entang.
Desa Kemang, imbuh Entang, akan mencari formula yang baik supaya koperasi simpan pinjam bisa diakses dengan mudah oleh warga yang membutuhkan.
Selain itu, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi warga supaya tidak terliilt hutang, Desa Kemang juga akan membuat Kemang sebagai pusat konveksi dan percetakan.
“Kemang punya potensi itu, tinggal kita dorong,” ungkap Entang.
Bagi warganya yang ingin meminjam di koperasi nanti pihaknya akan membantu buat surat untuk persyaratan.
Bank keliling memang sudah meresahkan ibu-ibu di Desa Kemang. Salah seorang ibu yang tidak mau disebutkan namanya pernah berutang ke bank keliling.
“Debt collector itu kurang sopan dalam berkomunikasi. Suami saya jarang pulang jadi saya yang tanggung jawab untuk urusan keluarga. Karena tidak mau bermasalah dengan bank keliling saya akhirnya tidak melanjutkan hutang di bank keliling,” katanya sambil menambahkan bahwa sejak itu dirinya tidak lagi berutang ke bank keliling, melainkan ke koperasi.
Kepada ibu-ibu yang belum punya utang ke bank keliling, ibu itu menyarankan agar jangan berutang ke bank keliling, karena akan ada dampaknya. “Kalau ada suami enak, kalau gak ada gimana. Itu akan membuat pertengkaran antara suami dan istri,” jelasnya.
Selain itu ia berpesan untuk tidak terlalu banyak meminjam dari tempat yang berbeda.
Terkait koeperasi yang akan didirikan Kepala Desa Kemang, ibu itu meminta untuk memudahkan persyaratan dan tidak mempersulit proses peminjaman. [] Hari