Tekan Inflasi, Pemkot Bogor Gelar Pasar Murah di Kelurahan Genteng
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar pasar murah di Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan pada Kamis (29/9/2022).
Pasar murah yang menjual barang-barang kebutuhan pokok dan kebutuhan rumah tangga itu dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah didampingi Kepala Dinkukmperdagin, Kabag Perekonomian, Camat Bogor Selatan dan Lurah Genteng.
Dalam kesempatan itu, Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah menyampaikan, bahwa pasar murah ini adalah yang ketiga kalinya digelar. Yang pertama, dilakukan di Bogor Utara, yang kedua di Tanah Sareal, dan sekarang di Kecamatan Bogor Selatan.
“Kita lihat animo masyarakat luar biasa. Kita bermitra dengan Warkum yang menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang jauh lebih rendah dari ritel. Ada yang selisihnya Rp3 ribu, Rp5 ribu, Rp6 ribu dan sebagainya,” ucap Syarifah yang sebelumnya menjabat Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor.
Ia mengatakan, rata-rata yang disediakan di sini adalah bahan pokok yang memang diperlukan oleh warga. Dan kegiatan ini merupakan salah satu upaya dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
“Selain itu, upaya lain kita terus memonitor harga-harga bahan pokok di pasar. Ini masih berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Ini salah satu upayanya, kita gelar pasar murah ini untuk masyarakat agar bisa membeli barang-barang dengan harga yang lebih murah. Nanti kedepan juga banyaklah hal-hal yang kita lakukan,” katanya.
Syarifah menuturkan, saat pemerintah menaikkan harga BBM, banyak program yang digulirkan untuk mengendalikan stabilitas supaya tidak terjadi gejolak. Dulu subsidi BBM itu untuk semua. Bahkan untuk pemilik mobil juga dapat subsidi dari APBN. Tapi sekarang ini dengan dicabutnya subsidi BBM maka subsidi itu diarahkan kepada masyarakat miskin melalui bantuan langsung tunai dan sebagainya. Salah satunya juga dengan ini.
“Nanti kedepan dari APBD kita juga harus mengalokasikan 2 persen dari dana transfer. Itu ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Tujuannya apa meningkatkan pendapatan masyarakat? Tujuannya agar kehidupan warga bisa berjalan normal. Artinya memiliki dana untuk belanja bahan pokok dan sebagainya,” ucapnya.
Terkait inflasi di Kota Bogor, Syarifah menjelaskan bahwa pihaknya belum mengukur data terbaru. Menurutnya, pada saat sebelum terjadi kenaikan BBM, Kota Bogor mengalami deflasi bukan inflasi. Deflasinya itu minus 0,52. Artinya deflasi itu harga-harga tidak naik malah cenderung lebih murah karena suplai berlebih.
“Setelah kenaikan BBM ini, kita belum ukur lagi. Pasti akan ada kenaikan tapi kita kendalikanlah dengan cara seperti ini. Kalau Pak Jokowi kan mengharapkan kenaikan itu tidak lebih di angka 5 persen. Sedangkan sekarang di nasional itu 4,7 persen. Di 2021 tahun sebelumnya Kota Bogor ini inflasinya di angka 1,93 persen masih lebih rendah. Mudah-mudahan kita kisarannya tidak lebih dari 3 persen walaupun dengan kenaikan BBM ini,” pungkasnya. [] Ricky