Kab. Bogor

Tak Miliki Panti Rehabilitasi, Pol PP Bogor Bingung Usai Razia PSK

Ilustrasi/Istimewa

BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Prostitusi di Kabupaten Bogor bak cerita berseri yang tidak ada habisnya. Upaya pemerintah memberangus praktek lendir ini pun rasanya tidak pernah berhenti dari masa ke masa.

Bahkan ribuan pelaku bisnis ini pun sudah kerap keluar masuk Mako Satpol-PP, baik di kecamatan maupun di Mako Cibinong.

Namun rupanya tidak ada efek jera bagi mereka, seminggu berhenti dan selanjutnya kembali lagi ke bisnis itu.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor, Cecep Imam Nagarasid mengatakan, mereka para Pekerja Seks Komersil (PSK) kerap kali terkena razia. Setelah dirazia mereka hanya didata, dan selanjutnya dikirim ke panti rehabilitasi.

Namun, panti rehabilitasi yang berada di wilayah Sukabumi dan Cirebon rupanya tak mampu menerima lagi kiriman darimana-mana karena kapasitasnya tidak bisa menampung lebih banyak lagi.

Baca juga  Satpol PP Tangkap Lima PSK di Ciawi

“Akhirnya setelah didata, mereka (PSK) kembali dipulangkan ke rumahnya,” ujar Cecep Imam kepada wartawan, Kamis (9/3/2023).

Lanjut dia, setelah para PSK yang terjaring didata dan dipulangkan urusannya selesai, tidak, mereka kembali ke jalan dan menjajakan diri lagi.

“Seharusnya, jika Pemkab Bogor memiliki panti atau penampungan bagi PSK, mereka mendapatkan pelatihan keterampilan, dan pendekatan secara agama, saya yakin untuk mereka kembali sangat kecil meski akan tetap ada,” bebernya.

Panti rehabilitasi ini yang saat menjadi persoalan di Kabupaten Bogor. Sehingga penanganan praktek prostitusi tidak pernah selesai.

Pemerintah Kabupaten sebenarnya fokus terhadap persoalan ini terlihat dari program Nongol Babad (Nobat) yang pernah digaungkan pada masa Rahmat Yasin dan dilanjutkan di era Ade Yasin.

Baca juga  Nurhayanti Ultimatum Camat Cileungsi Tuntaskan Masalah PSK

“Hasilnya sejumlah lokalisasi sempat diratakan penegakan Perda pada masa itu,” ucapnya.

Hanya saja, lanjut dia, meski razia PSK terus dilakukan tapi tidak ada tempat untuk penampungan itu akan percuma.

“Harusnya setelah di razia dititip ke tempat penampungan sampai mereka tidak lagi mau mengulangi perbuatannya sebagai PSK,” terangnya.

Ia menambahkan, bisnis ini akan semakin menjamur dengan bergesernya pola bisnis mereka dari cara-cara konvensional ke cara digital.

“Sekarang kan tidak di satu titik lokasi, tapi memanfaatkan aplikasi  yang pergerakannya sudah ketebak, tapi kita sedang pelajari itu agar mereka tetap terjaring,” pungkasnya.

Sementara, Ketua MUI Kabupaten Bogor, Kyai Mukri Aji menegaskan bahwa setiap aktivitas yang mengarah pada kemaksiatan harus dihentikan demi kenyamanan umat muslim beribadah.

Baca juga  Pores Bogor Ciduk 11 Mucikari dan 22 PSK

“Menjelang puasa semua bentuk kegiatan dari mulai hiburan malam, minuman keras dan praktek prostitusi harus dihentikan,” ujar Kyai Mukri Aji kepada wartawan. [] Danu

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top