Tak Ada Sanksi, FIFA Hanya Minta Sepak Bola Indonesia Bertransformasi
BOGOR-KITA.com, JAKARTA – FIFA sebagai organisasi sepak bola dunia tertinggi, tak menjatuhkan sanksi kepada sepak bola Indonesia sehubungan dengan tragedi Stadion Kanjuruan yang menewaskan 132 orang. FIFA memilih, melecut stakeholder sepak bola Indonesia untuk bertransformasi.
Keputusan dan rekomendasi FIFA diberikan lewat pertemuan dan surat kepada Presiden Joko Widodo di Jakarta. Ternyata tak ada kata “sanksi” dalam sikap FIFA yang disampaikan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo itu.
Sebaliknya, yang ada adalah kata “transformasi” yang bernuansa lebih konstruktif namun memuat tantangan dan menuntut kerja super serius.
“Berdasarkan surat (FIFA) tersebut, Alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA, ” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers beberapa waktu lalu.
FIFA menginginkan transformasi agar iklim sepak bola lebih positif yang bisa menyelamatkan dan menyamankan semua orang.
Apa yang terjadi pada Indonesia saat ini mengingatkan dunia sepak bola kepada revolusi dalam sepak bola Inggris setelah Tragedi Hillsboroug pada 15 April 1989.
Peristiwa paling kelam dalam sejarah sepak bola Inggris itu terjadi sebelum kickoff pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest.
Waktu itu, stadion-stadion sepak bola di Inggris masih membolehkan tribun berdiri sehingga tak heran stadion didatangi manusia dalam jumlah yang jauh lebih banyak dari daya tampung stadion.
Demi mengurangi kepadatan di luar pintu masuk pintu putar, polisi Inggris kemudian membuka Pintu C yang sebenarnya difungsikan khusus sebagai akses keluar, agar pendukung bisa masuk stadion.
Fatal, di pintu ini penonton menumpuk hingga berdesak-desakan sampai akhirnya menciptakan kekacauan yang merenggut 97 nyawa dan 766 cedera.
Setelah Tragedi Hillsborough, ditambah dua tragedi lainnya termasuk Tragedi Heysel pada 1985, Inggris mereformasi sistem sepak bolanya. Dan reformasi itu salah satunya diawali dari stadion.
Setelah Tragedi Hillsborough, tim berwenang Inggris membuat rekomendasi yang menghilangkan tribun berdiri di semua stadion, dengan menyarankan semua tribun penonton harus diisi tempat duduk atau seat, seperti dikenal sampai saat ini.
Ternyata perubahan ini telah meletakkan dasar untuk reformasi dalam tata kelola sepak bola Inggris seperti dikenal seperti sekarang.
Nah. pemerintah Indonesia, di bawah konsultasi FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia AFC, mengambil lima langkah untuk mentransformasi sepak bola Indonesia.
Kelimanya adalah membangun standar keamanan stadion di Indonesia, memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan berdasarkan standar keamanan internasional, sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia termasuk suporter untuk mendapatkan saran dan komitmen bersama, mengatur jadwal pertandingan dengan memperhitungkan risikonya, dan penglibatan para ahli.
Kelima langkah itu terlihat menjanjikan perubahan besar yang bisa sangat fundamental untuk transformasi sepak bola Indonesia nanti.
FIFA, AFC, PSSI, dan pemerintah Indonesia bahkan membentuk Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia yang menurut Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan akan diisi oleh pakar-pakar sepak bola, keamanan dan keselamatan stadion, serta lainnya.
Empat kementerian dan juga Polri dilibatkan dalam program transformasi yang diharapkan Menteri Pemuda dan Olah Raga Zainuddin Amali bisa selesai November tahun ini.
Keempat kementerian itu adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sementara FIFA akan mengawal langsung transformasi ini dengan berkantor di Indonesia. [] Anto