Spesialis Bedah Vaskular Ungkap Cara Aman dan Tepat Merawat Luka Diabetes
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Penyakit Diabetes Melitus memerlukan perhatian khusus, terutama dalam penanganan luka yang dialami penderitanya. Salah satu komplikasi serius yang kerap terjadi adalah luka diabetes atau diabetic foot ulcer yang berisiko menimbulkan infeksi berat hingga amputasi apabila tidak ditangani secara tepat dan aman.
Dokter Spesialis Bedah Vaskular, Rumah sakit Eka Hospital Depok, dr. Tom Christy Adriani, menjelaskan bahwa luka diabetes terjadi akibat kombinasi kadar gula darah yang tidak terkontrol, gangguan saraf atau neuropati, serta gangguan aliran darah ke pembuluh perifer.
“Pasien diabetes sering tidak menyadari adanya luka kecil karena penurunan sensasi nyeri. Ditambah aliran darah yang kurang optimal, proses penyembuhan menjadi lebih lambat dan mudah terinfeksi,” jelas dr. Tom Christy Adriani, Jumat (26/12/2025).
Ia mengungkapkan, terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan luka diabetes sulit sembuh, di antaranya kadar gula darah yang tinggi yang menghambat regenerasi jaringan, neuropati diabetik, gangguan sirkulasi darah, serta risiko infeksi akibat luka terbuka yang terkontaminasi bakteri.
Menurutnya, pengobatan luka diabetes harus dilakukan secara komprehensif dan tidak hanya berfokus pada luka semata, tetapi juga kondisi umum pasien.
“Langkah paling mendasar adalah pengendalian kadar gula darah agar tetap stabil. Pasien dianjurkan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, menjaga pola makan sehat, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dr. Tom Christy, luka diabetes perlu dibersihkan secara rutin menggunakan cairan steril untuk menghilangkan kotoran, jaringan mati, dan bakteri. Dalam beberapa kondisi, diperlukan tindakan debridement, yaitu pengangkatan jaringan mati atau terinfeksi agar jaringan sehat dapat tumbuh secara optimal.
“Perawatan luka diabetes saat ini juga sudah berkembang dengan metode modern, seperti penggunaan balutan khusus yang menjaga kelembapan, terapi tekanan negatif atau Negative Pressure Wound Therapy, hingga terapi oksigen hiperbarik pada kondisi tertentu,” katanya.
Ia menekankan, pencegahan dan penanganan infeksi juga menjadi bagian penting dalam perawatan luka diabetes.
“Jika terdapat tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, nyeri, bau tidak sedap, atau keluarnya cairan berlebih, pasien harus segera mendapatkan terapi antibiotik sesuai resep dokter,” ucapnya.
Tak kalah penting, pasien juga dianjurkan untuk mengurangi tekanan pada area luka, terutama di telapak kaki, dengan menggunakan alas kaki khusus atau metode offloading guna mempercepat proses penyembuhan.
Sebagai langkah pencegahan, penderita diabetes disarankan memeriksa kaki setiap hari, menjaga kebersihan dan kelembapan kaki, menggunakan alas kaki yang nyaman, serta segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan apabila menemukan luka sekecil apa pun.
“Dengan penanganan yang cepat, tepat, dan sesuai standar medis, risiko komplikasi serius seperti infeksi berat hingga amputasi dapat diminimalkan. Pasien diabetes diharapkan lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan kaki serta rutin melakukan kontrol kesehatan ke dokter,” pungkasnya. [] Ricky
