BOGORKITA.ciom – Seperti warga Rumpin dan sekitarnya, warga Tanggulun di Desa Cibatu Tiga dan Bantar Kuning, Kecamatan Cariu menolak wilayahnya dijadikan lalulintas truk pengangkut tanah merah. Apalgi musim hujan seperti sekarang ini, ceceran tanah membuat jalan licin dan kotor.
Tak pelak warga sekitar bereaksi. “Kami, warga Kampung Tanggulun, Desa Cariu, Kecamatan Cariu, menolak wilayah kami dijadikan lintasan truk pengangkut tanah. Lihat saja truk yang mengangkut matrial galian, tanahnya berceceran di jalan,” kata warga yang mengaku berinisal Ata, di Cariu, Selasa (4/12/2018).
Ata mengemukakan, warga sangat terganggu dengan kondisi jalan yang becek, jorok dan licin akibat ceceran tanah merah karena sangat membahayakan pengendara, terutama roda dua.
“Kami meminta kepada pemerintah untuk menghentikan lalulintas truk di wilayah kami,” pinta Ata.
Ata menambahkan, sebetulnya Pemerintah Kabupaten Bogor sudah pernah menutup lokasi galian yang ada di Desa Bantar Kuning-Desa Cibatu Tiga. Tetapi entah mengapa galian tanah merah tetap saja berlangsung.
Keluhan warga Cariu yang berada di bagian timur Kabupaten Bogor, mirip dengan keluhan warga Parungpanjang yang berada di bagian barat Kabupaten Bogor. Keduanya mengeluh karena dirugikan oleh lalulintas truk pengangkut material tambang.
Bedanya, apabila truk di daerah parungpanjang mengangkut bahan galian berupa batu-batuan, sedang di daerah Cariu truk mengangkut bahan galian tanah merah.
Warga di sekitar Parungpanjang yang semula sempat tersenyum karena Gubernur Ridwan Kamil sempat menjanjikan akan mebangun jalan khusus truk Tambang. Namun janji itu gagal. Pemprov Jabar batal mengalokasikan dana APBD Jabar untuk membuat jalan khusus truk tambang seperti yang dijanjikan sebelumnya. Kini nasib masyarakat yang berada di sekitar daerah galian tambang itu memiliki nasib sama, jadi korban kekayaan sumber daya alam di wilayahnya sendiri. [] Admin/PKR
