Nasional

Rektor IPB University: Pengembangan Sorgum Jadi Solusi

Rektor IPB University

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Rektor IPB University, Prof Arif Satria angkat bicara terkait Titah Jokowi Tanam Sorgum Demi Bebas Ketergantungan Gandum yang diselenggarakan di CNBC (25/8/2022). Menurutnya, IPB University punya tanggung jawab moral untuk bisa mendorong adanya substitusi produk impor dengan produk berbasis pada karbohidrat lokal, sorgum salah satunya.

Dalam kesempatan ini, Prof Arif Satria mengatakan, tim peneliti dari IPB University telah berhasil menghasilkan berbagai varietas sorgum. Varietas yang dihasilkan guna meningkatkan produktivitas dan juga agar bisa beradaptasi dengan lahan marjinal.

Varietas sorgum pertama yang dikembangkan yaitu Sorgum Rice (SORICE). Prof Arif mengatakan, SORICE ini dapat mengatasi Masalah Gizi Ganda (MGG) di Indonesia. SORICE memiliki dua macam, yakni SORICE Merah dan SORICE Putih yang bisa tumbuh di lahan kering.

Baca juga  Pemkot Bogor Antisipasi Deflasi Berkepanjangan

“Saat ini sudah dikembangkan varietas sorgum dengan kualitas tanah yang baik. Sehingga pada saat ini daun dan batang sorgum juga memiliki sifat tetap hijau di saat panen, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak sapi juga,” ucap Rektor IPB University, Prof Arif Satria.

Dari sisi produktivitas, lanjut dia, kuncinya adalah bagaimana kita bisa melakukan pendampingan kepada para petani agar bisa melakukan produksi pertanian dengan teknik yang tepat. Karena setiap varietas butuh treatment yang berbeda.

“Jadi, perlu terus dikembangkan dari sisi hilir. Hilirnya itu tepung sorgum memiliki keunggulan bebas gluten, sehingga memang ini bagus sekali untuk orang-orang yang intoleran kepada gluten,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengungkapkan data impor gandum sampai bulan Agustus 2022 sudah mencapai 8 juta ton. Hal itu memungkinkan bisa lebih tinggi lagi seiring dengan pertumbuhan penduduk, diversifikasi dan beragam inovasi pangan yang berasal dari gandum.

Baca juga  Jokowi Berharap Peringatan May Day Berlangsung Kondusif

Ia menuturkan, lahan-lahan sorgum sudah tersebar 6 provinsi utama, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Tetapi, baginya keberadaan sorgum ini utamanya bukan untuk substitusi gandum atau yang lain, melainkan untuk menjaga ketahanan pangan.

“Ketahanan pangan bukan hanya dari karbohidrat, tapi kita juga mengharapkan agar kita bisa melakukan diversifikasi pangan, salah satunya bisa didapatkan dari sorgum, sagu, singkong, jagung dan lainnya. Peran ini bukan untuk menggantikan namun ini menambah pilihan,” ujar Musdhalifah Machmud.

“Peta jalan tahun 2023 dengan rencana 30.000 hektar yang akan disebar di 17 Provinsi. Sorgum itu baik untuk menjadi tanaman tumpang sari atau di-mix dengan kebun. Misalnya kebun sawit. Alhamdulillah hasilnya cukup signifikan bisa membantu rakyat melakukan memproduksi bahan pangan,” terangnya.

Baca juga  8.835 Warga Kecamatan Megamendung Terima BLT BBM

Musdhalifah menambahkan, sorgum mengandung antioksidan, sangat aman untuk penderita diabetes. Terlebih Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penderita diabetes tertinggi. Fungsi dan manfaat sorgum ini, kata dia, baik sekali untuk dipromosikan.

“Ini menjadi bagian komoditi pangan, ada produk dan harga. Harapan kita, teman-teman Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan men-support hasil-hasil pertanian rakyat untuk dimanfaatkan menjaga ketahanan pangan kita,” ucapnya. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top