Kab. Bogor

Proyek Infrastruktur di Kabupaten Bogor Terhambat Gara-gara Tambang Tutup

BOGOR-KITA.com, KEMANG – Proyek pembangunan jalan Bojonggede – Kemang alias Bomang diprediksi akan mengalami keterlambatan penyelesaian karena kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang menutup tambang sementara.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Suryanto Putra mengaku, keluhan dari pekerja Proyek Bomang yakni sulitnya material penunjang untuk menyelesaikan tepat waktu.

Proyek senilai Rp31 Miliar itu ditargetkan selesai selama 130 hari kalender atau hingga akhir Desember 2025 berdasarkan kontrak yang disepakati. Namun, dengan kesulitan material itu, pekerjaan diprediksi tidak bisa selesai tahun ini.

“Pihak penyedia ingin bekerja secara cepat, tapi memang itu kendala dengan bahan (material), sangat sulit. Karena mereka membutuhkan buat beton (salah satunya). Itu yang menjadi kendala karena tidak ada material yang bisa dibeli, karena penutupan tambang,” ungkap Suryanto.

Baca juga  Polsek Kemang Kabupaten Bogor Gelar Gerakan Bogor Bermasker

Suryanto mengatakan, material untuk betonisasi itu biasanya mengambil di tambang wilayah Kabupaten Bogor, khususnya Kecamatan Parungpanjang, Cigudeg dan Rumpin.

Pengambilan material di tiga lokasi yang ditutup Dedi Mulyadi itu dikarenakan stok melimpah dan memiliki kualitas terbaik khususnya di Jawa Barat.

“Jadi mereka sedang berusaha juga mencari di wilayah luar Bogor, dan kalaupun dapat volumenya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan,” jelas Suryanto.

Ia berharap, kelengkaan material itu tidak terus menerus terjadi. Sebab, akan menghambat proyek-proyek pembangunan infrastruktur lainnya di Kabupaten Bogor.

“Kami berharap keluhan dari mereka (penyedia jasa) itu bisa diatasi. Mereka ingin mengecor tuh, ngecor dinding penahan tahan, tapi saat ini belum ada yang bisa ngirim buat ngecor itu, memang pihak vendor yang sanggup belum ada,” tutur Suryanto.

Baca juga  Polda Jabar Tertibkan Galian Liar di Kabupaten Bogor

Manajer Proyek pembangunan Jalan Bomang, Acep Wawan mengaku kesulitan karena bahan utama melakukan betonisasi adalah batu split yang biasanya didapatkan dari penambangan wilayah Kabupaten Bogor.

“Betul (kami sangat bergantung) karena kita bahan bakunya terutama split, dasarnya kan hasil bumi. Kalau (tambang) ditutup, tidak ada (alternatif lain) beton itu material pokoknya kan split,” ungkapnya.

Dua bulan menjelang akhir tahun 2025, Acep menyebut bahwa progres pembangunan saat ini baru mencapai 31 persen.

“Dalam pengerjaan Bomang ini progres baru tercapai 31 persen, sebetulnya di dalam schedule kita masih plus, tapi di lapangan memang ada beberapa kendala. Mudah-mudahan bisa segera diatasi,” kata dia. [] Hari

Baca juga  Cap Go Meh 2021 di Kota Bogor Digelar Daring, Tidak Ada Pawai
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top