Kab. Bogor

PPKM Darurat, Restoran di Kawasan Puncak Pilih Tutup, Okupansi Hotel di Bawah 5 Persen

BOGOR-KITA.com, MEGAMENDUNG – Sejak diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat aktivitas sektor usaha pariwisata nyaris tak berjalan. Bahkan, puluhan restoran memilih tutup daripada melayani take away atau delivery.

Wakil Ketua PHRI Kabupaten Bogor, Boboy Ruswanto mengatakan, sebagian besar restoran di kawasan Puncak yang biasanya melayani dine in tutup.

“Rata-rata restoran memilih tutup sejak PPKM Darurat,” ujar Boboy kepada wartawan, Senin (19/7/2021).

Meskipun sektor usaha restoran diizinkan tetap beroperasi, namun dengan adanya kebijakan larangan makan dan minum di tempat (dine in) membuat sepi pengunjung. Sebab, sebagian besar pengunjung yang datang adalah wisatawan berasal dari luar Bogor yang ingin menikmati suasana dan pemandangan di Puncak.

Baca juga  Disdukcapil Kabupaten Bogor Beri Layanan Adminduk bagi Korban Bencana

“Orang yang datang ke restoran di Puncak kan bukan hanya sekedar makan minum saja, tapi menikmati suasananya,” ungkapnya.

Sehingga, layanan delivery atau take away kurang diminati. Tak hanya restoran, sektor perhotelan di Kabupaten Bogor terutama di kawasan Puncak pun demikian. Adanya larangan tempat wisata untuk beroperasi berimbas pada anjloknya tingkat hunian kamar atau okupansi hotel di wilayah itu.

Di sisi lain adanya penyekatan untuk mengurangi mobilitas masyarakat juga menyebabkan jumlah wisatawan menurun.

“Berdasarkan data dari teman-teman kemarin, rata-rata okupansi hotel di bawah 5 persen,” ungkapnya.

Salah satu contohnya Hotel Ayuda yang dikelola dirinya. Selama masa PPKM Darurat, tingkat hunian kamar hanya terisi di bawah 5 persen dari kapasitas yang tersedia.

Baca juga  Jelang PPKM Darurat 3 Juli, Kang Emil Minta Kepala Daerah Fokus Sosialisasi

“Okupansi 5 persen saja sekarang sudah bagus,” ucapnya.

Lanjut dia, kondisi tingkat hunian sempat membaik di awal tahun 2021 dibandingkan pada tahun lalu dimana pandemi Covid-19 baru-baru melanda dunia sehingga semua hotel hampir tutup.

“Maret 2021 sempet membaik 30 persen. Ya kalau kondisinya masih seperti ini, kemungkinan terburuk ada yang tidak bisa bertahan,” terangnya.

Kendati saat ini masih tetap beroperasi, lanjut Boboy, namun pemilik hanya mempekerjakan karyawan di saat ada tamu yang akan menginap di hotel.

“Kita mempekerjakan karyawan seperlunya dan jadwalnya juga tidak normal seperti biasa,” tandasnya. [] Danu

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top