Kab. Bogor

Pilkada 2024, Pengaruh Media Sosial Kerek Popularitas Dan Elektabilitas Calon

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Puncak ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024 tinggal menghitung hari. Pasangan calon kontestan Pilkada serta tim pemenangan telah sibuk kampanye ke berbagai tempat dan wilayah.

Dalam dinamika politik tersebut, dari hasil penelusuran redaksi media ditemukan satu hal menarik, yaitu bagaimana peran media sosial (medsos) dengan berbagai platform yang ada dalam membantu sosialisasi dari para kandidat pasangan calon (paslon).

Seperti di Kabupaten Bogor, sejumlah warga yang ditemui dan ditanya terkait Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bogor maupun Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, tidak sedikit yang menjawab tidak tahu dan tidak kenal para calon.

Kikim (41) warga Desa Putatnutug Ciseeng memgaku tak tahu kapan hari pelaksanaan pilkada serentak 2024 tersebut. Meski dia telah mendengar akan ada pemilihan Bupati Bogor dan Gubernur Jawa Barat.

Baca juga  Juara Lomba Gali Kubur di Bogor Dapat Hadiah Rp5 Juta

“Teu apal iraha rek nyoblosna? Ngan apal cenah aya kang Dedi Mulyadi nu rek nyalon Gubernur. Eta nu sok aya di youtube (nggak tau kapan mau pencoblosan? Cuma tahu katanya ada kang Dedi Mulyadi yang mau jadi calon Gubernur. Itu yang suka ada di youtube),” ungkapnya dengan nada polos.

Hal hampir serupa dikatakan Eman (34) warga Desa Pabuaran Gunungsindur. Dia mengatakan tak terlalu peduli soal pilkada karena sebagai kepala keluarga lebih fokus mencari nafkah sehari – hari untuk keluarga.

“Nggak tau kapan dan nggak kenal siapa calon nya. Tapi saya sering denger obrolan warga – warga, katanya ada Dedi Mulyadi yang banyak videonya di youtube,” ujarnya.

Baca juga  Analisis Urgensi Penerapan Job Analysis pada Organisasi Mahasiswa di Kampus

Pengamat politik dan sosial SKOBA Institut Abu Swandana mengatakan, wajar saja jika kalangan masyarakat grassroot tidak tahu dan tidak mengenal nama para kandidat calon pemimpin daerah mereka sendiri.

“Ada berbagai faktor yang membuat warga sedikit “cuek” dalam ajang pesta demokrasi. Seperti soal mencari kebutuhan ekonomi, rasa bosan bicara politik, dan sebagainya,” ungkap Swandana.

Meski tidak bisa dipastikan berapa besar prosentase masyarakat yang tidak tahu, tapi hal ini menunjukan pentingnya giat sosialisasi lebih masif dari semua pihak stakeholders pemilu maupun pasangan calon dan tim pemenangan nya.

“Fenomena popularitas nama calon yang dikenal warga lewat platform media sosial seperti youtube, itu hal yang wajar. Karena itulah media sosialisasi yang paling banyak di akses masyarakat hingga ke pelosok – pelosok,” ungkapnya.

Baca juga  Pilkada 2024: DPD PAN Kota Bogor Bakal Usung Pasha Ungu

Swandana menambahkan, meskipun soal popularitas tidak selalu selaras dengan tingkat elektabilitas, namun hal tersebut juga tidak bisa dijadikan sandaran pasti. Sebab, popularitas akan jadi jalan pertama bagi warga untuk menentukan pilihan.

“Contoh hal ini terlihat dari hasil Pileg 2024 lalu, yang dialami oleh artis Komeng yang terpilih menjadi anggota DPD RI dari Jawa Barat. Menurut analisis saya, masyarakat cuma kenal Komeng dan tidak kenal dengan calon lainnya,” tandas Swandana. [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top