Perluas Pasar, Diskop UKM dan HIPMI Kota Bogor Sosialisasi Sertifikasi Halal
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Untuk meningkatkan penjualan para usaha kecil menengah (UKM) di Kota Bogor, BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bogor bersama Dinas Koperasi (Diskop) UKM Kota Bogor menggelar sosialisasi sertifikasi halal.
Sosialisasi sertifikasi halal itu diikuti oleh puluhan pelaku UKM di bawah binaan Diskop UKM Kota Bogor yang digelar selama tiga hari di Hotel Asana Grand Pangrango Bogor, Jalan Raya Padjajaran, Kecamatan Bogor Tengah, mulai Jumat (18/12/2020).
Kadiskop UKM Kota Bogor, Samson Purba mengatakan, acara ini sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan para UKM di tahun depan. Pasalnya, tahun depan diperkirakan vaksin covid-19 sudah mulai masuk, sehingga kehidupan akan memasuki masa normal atau menuju kehidupan normal baru.
“Dalam hal ini telah terbuka peluang bagi UKM, bagaimana kita meningkatkan penjualannya. Sekarang para UKM ini marketnya masih di Kota Bogor. Ke depan diharapkan marketnya ini bisa keluar kota bahkan mancanegara,” ucap Samson kepada wartawan.
Samson menjelaskan, untuk mencapai tujuan yang diharapkan, diperlukan berbagai macam persyaratan mulai dari sertifikasi halal, izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan lainnya sehingga bisa masuk ke market atau pasar yang lebih besar dan luas.
“Melalui kegiatan ini, output nya secara legalitas mereka harus mempunyai Nomor Induk Berusaha (NIB), UKM, NPWP dan itu semua harus selesai supaya setelah mengikuti kegiatan mereka sudah mengantongi ketiga berkas tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua HIPMI Kota Bogor, Zulfikar Priyatna menuturkan, jika dilihat dari pasarnya, halal industri ekonomi syariah nilainya kurang lebih sekitar 250 miliar dollar, investasi tiap tahun mencapai 1 miliar dollar. Sedangkan untuk konsumsi atau makanan, industri halal nilainya 170 miliar dollar bahkan terus bertumbuh.
“Beberapa tahun lalu saya ke Korea bertemu pengusaha di sana, mereka membangun Halal Center di Korea. Saya tanya apakah di sana banyak penduduk muslim padahal jumlahnya hanya 2 persen, mereka membangun karena mengamati tren peningkatan kebutuhan akan produk produk halal. Jadi kurang tepat jika produk halal ini dimaknai selalu dikaitkan dengan agama. Halal itu merupakan sebuah metode untuk memastikan proses memproduksi itu tidak berbahaya dan meninggalkan hal hal yang tidak diperbolehkan. Makanya kita melihat potensi itu,” kata Zulfikar.
Ke depan, lanjut Zulfikar perdagangan luar negeri akan mulai aktif kembali, bahkan sekarang saja permintaan produk sudah meningkat dan mulai pulih. [] Ricky