BOGOR-KITA.com, Caringin – Memperingati hari jadi ke-31 tahun Alumni Tamtama Angkatan 89 (Septa 89) menggelar syukuran di Villa Mustefa Kemal RT.02 RW 02 Lebak Pari, Desa Muara Jaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Minggu (27/9/2020).
Syukuran tersebut diisi dengan menanam pohon yang berkolaborasi dengan Gerakan Tanam Pohon (GTP) dan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).
Ketua Septa 89 Bogor, Ayip Mohammad mengatakan Septa 89 lahir pada 23 September 1989 bertepatan dengan dilantiknya pendidikan tamtama angkatan 89.
“Anggota Septa terdiri dari seluruh Kesatuan Batalyon TNI. Anggota Septa 89 itu ada yang masih aktif berdinas, ada yang menjelang Masa Persiapan Pensiun (MPP) dan juga ada yang sudah purna,” ucap Ayip kepada wartawan.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua RAPI Kota Bogor ini menjelaskan, Septa 89 selalu melakukan kegiatan sosial seperti santunan anak yatim dan membagikan sembako kepada warga yang membutuhkan.
“Program kita setiap bulan melakukan kegiatan sosial,” katanya.
Ia juga mengingatkan, agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.
Selain itu, pihaknya juga melakukan kolaborasi dengan GTP dan RAPI melakukan penanaman pohon di lokasi syukuran.
“Kita melakukan penanaman pohon di sini untuk membuktikan bahwa Septa 89 juga peduli terhadap lingkungan, dan nantinya pohon yang kita tanam bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, ketua pelaksana syukuran Septa 89, Adul Hadi menerangkan, bahwa kegiatan syukuran ini sebagai ajang silaturahmi alumni angkatan 89.
“Walaupun banyak perbedaan tetapi satu tujuan, seperti kita waktu pendidikan satu hati satu jiwa,” katanya.
Di tempat yang sama, inisiator GTP Heri Cahyono mengapresiasi kegiatan Septa 89 ini. Dia mengatakan, selain melakukan tanam pohon, kegiatan ini juga merupakan sebuah pertemuan di mana mereka pernah bersama sama belajar dan mengabdi kepada bangsa dan negara selama 31 tahun.
“Saya apresiasi kegiatan Septa 89 yang di barengi dengan penanaman pohon. Di masa pandemi ini selain menjaga jarak dan membatasi aktifitas, ternyata bencana juga mengancam, artinya kita tidak boleh berdiam diri, kita harus tetap merawat lingkungan, salah satunya menanam pohon,” katanya. [] Ricky