Pemkot Ajak Pelaku Usaha Pilah Sampah dari Hulu melalui Program “Beberes Runtah”
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus berupaya menyelesaikan permasalahan sampah dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk para pelaku usaha.
Melalui program bertajuk “Beberes Runtah”, Pemkot Bogor mengajak pelaku usaha memilah sampah langsung dari sumbernya.
Program Beberes Runtah ini merupakan inisiatif inovasi dari Sofie Linawati, Kabid Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan pada Baperida Kota Bogor, yang tengah mengikuti Diklat Kepemimpinan Administrasi.
Melalui program ini, para pelaku usaha menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dalam penanganan sampah di Kota Bogor.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan bahwa persoalan sampah merupakan tanggung jawab bersama, bukan semata tugas pemerintah.
“Permasalahan persampahan itu harus kita selesaikan secara tuntas. Meskipun kita tengah merencanakan pembangunan PSEL (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) bersama Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM, dan Danantara, secara moral masyarakat Bogor juga harus bertanggung jawab,” ujar Dedie Rachim usai launching Program Beberes Runtah di Hotel Luminor, Jalan Cidangiang, Bogor Tengah pada Rabu (24/7/2025).
Dedie menyebutkan bahwa masyarakat termasuk para pelaku usaha, industri, institusi pendidikan, dan sektor kesehatan harus memiliki kesadaran dan teknik dalam memilah sampah sejak dari hulu.
“Produksi sampah di Kota Bogor saat ini mencapai hampir 700 ton per hari. Kalau bisa ditanggulangi dari sumbernya, tentu tidak akan sebanyak itu. Dengan memilah dari hulu, maka beban di TPA Galuga juga akan berkurang,” jelasnya.
Sementara itu, Sofie Linawati menjelaskan bahwa pelaku usaha khususnya dari sektor Horeka menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar, terutama food waste.
“Karena itu, kami ingin menggandeng mereka agar turut bertanggung jawab dalam penanganan sampah. Tidak semua sampah harus dibuang, tapi bisa dikelola atau dimanfaatkan. Kalau belum bisa mengolah sendiri, kami hubungkan mereka dengan TPS3R terdekat,” terangnya.
Selain pelaku usaha, program ini juga akan menyasar masyarakat dan sekolah-sekolah sebagai bagian dari edukasi pengelolaan sampah. Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan kelompok wanita tani (KWT) untuk pemanfaatan kompos sebagai pupuk dalam mendukung ekonomi sirkular.
“Penanganan sampah ini adalah tanggung jawab bersama. Kami ingin masyarakat melihat bahwa sampah punya nilai ekonomis dan bisa menjadi sumber pendapatan,” tamdasnya.
Dalam kegiatan tersebut, para pelaku usaha dari sektor hotel, restoran, kafe (Horeka), industri hiburan, dan akademisi menyatakan kesiapannya untuk ikut serta dalam program Beberes Runtah. Program ini juga menggandeng WWF Indonesia sebagai mitra kolaborasi yang peduli terhadap lingkungan dan pengelolaan sampah. [] Ricky