BOGOR-KITA.com – Tragedi Surabaya hari ini sudah sampai kepada Paus Fransiskus di Vatikan. Menjelang akhir doa Angelus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, siang ini, Paus Fransiskus, di hadapan ribuan umat, berkata: “Untuk orang-orang Indonesia yang terkasih, terutama untuk komunitas Kristiani di kota Surabaya, yang sangat menderita oleh karena serangan serius terhadap rumah-rumah ibadah mereka, saya melambungkan doa saya untuk para korban dan keluarga mereka, dan bersama kita memohon kepada Allah Sang Damai supaya menghentikan tindakan-tindakan kekerasan ini, dan di hati semua orang tidak ada perasaan kebencian dan kekerasan, tetapi rekonsiliasi dan persaudaraan.”
Indonesia Police Watch (IPW) sangat prihatin dengan peristiwa terorisme yang terjadi berturut turut selama seminggu terakhir di Indonesia. Apalagi sasarannya bukan hanya aparatur keamanan tapi juga masyarakat yang sedang beribadah.
Rentetan aksi terorisme yang beruntun ini seolah membuat aparatur kepolisian tidak berdaya menghadapi serang teroris. Dalam kasus teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya misalnya, kalangan intelijen sebenarnya sudah mencium adanya pergerakan dan pergeseran sekitar 57 orang yang dicurigai sebagai teroris. Mereka bergeser dari daerahnya masing masing menuju Jakarta. Mereka berasal dari Pekanbaru, Tegal, Karawang, Indramayu, Cirebon, dan Tasikmalaya. Pergeseran ini berhasil dipantau intelijen tapi Kelompok Suki dari Cirebon belakangan berhasil menghilang dari “radar” intelijen.
Tak jelas apakah Kelompok Suki yang melakukan teror di Surabaya atau tidak. Yang pasti kepolisian sudah melakukan pagar betis untuk mengantisipasi aksi kelompok teror ini. Sayangnya pagar betis kepolisian ini kebobolan. Para teroris melakukan serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya. Sejumlah orang jadi korban. IPW sangat prihatin dengan peristiwa ini dan berharap Polri segera memburu otak jaringan teroris ini dan menggulungnya dengan tuntas.
Namun, IPW berharap jajaran kepolisian di daerah maupun kalangan intelijen kepolisian meningkatkan kepekaannya. Deteksi dini dan antisipasi dini perlu dilakukan terus menerus. Kasus serangan tiga bom bunuh diri di Surabaya tak terlepas dari kelengahan jajaran Polda Jatim. Soalnya, pasca kerusuhan di Rutan Brimob kalangan intelijen sudah melihat adanya pergerakan jaringan teroris. Pergerakan itu makin masif pada Jumat siang hingga malam hari di mana kalangan intelijen menyebutkan adanya 57 anggota teroris dari enam daerah bergeser, terutama ke ibukota Jakarta. Beberapa di antaranya berhasil diciduk di wilayah Polda Metro Jaya. Sayangnya Polda Jatim kebobolan dan para teroris beraksi di tiga gereja. Menyerang masyarakat yang sedang beribadah.
Kasus serangan bom bunuh diri di Surabaya inipun menambah panjang daftar peristiwa teror di negeri ini yang otomatis membuat masyarakat makin cemas, apalagi sebentar lagi masyarakat akan memasuki bulan Ramdhan. Untuk itu Polri harus segera menangkap dan mengungkap otak pelaku serangan teror ini agar masyarakat bisa tenang saat melaksanakan ibadah Ramadhan. []Admin
Bomber tiga Gereja Surabaya ternyata Satu Keluarga.
Suami – istri ini punya dua anak lelaki dan dua perempuan:
1. Pelaku di gereja jl. Ngagel Madya adalah dua anak lelakinya yg sdh remaja
2. Ibu dan dua anak putri nya yg masih kecil jd pelaku di Gereja jl. Diponegoro
3. Suami nya mengambil peran sbg bomber di Gereja jl. Arjuno