Nasional

Para Pakar Bahas Singkong pada FGD Nasional IPB

BOGOR-KITA.com, BOGOR – IPB University melalui program Riset Inovatif dan Produktif (Rispro) yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan RI melakukan Focus Group Discussion Nasional, Jumat (21/1/2022). Kegiatan ini bertema “Pangan Sehat Berbasis Cassava yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan.”

Prof Slamet Budijanto salah satu peneliti menyampaikan bahwa Presiden RI Pertama, Ir Soekarno, pada tahun 1960 sudah mengembangkan beras tekad berupa ketela, kacang, dan djagung. Ia juga menegaskan bahwa, Indonesia dikaruniai biodiversitas yang luar biasa salah satunya adalah sumber karbohidrat.  “Namun, rasanya kurang bijaksana apabila kita hanya mengandalkan sumber karbohidrat dari beras, maka jika kita dapat mendiversifikasikan produk pangan kita, ini akan sangat luar biasa, salah satu yang dapat kita angkat yaitu singkong,” terang Prof Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB University ini.

Dalam riset ini, para peneliti mengangkat singkong dari hulu hingga ke hilir. Pada hulunya dilakukan proses budidaya dengan teknologi yang menghasilkan singkong berumur pendek dengan produktivitas tinggi. Sementara itu, riset pada hilirnya menghasilkan produk yang berbasis pangan dengan enrich protein sehingga proteinnya dapat ditingkatkan.  “Seperti yang kita ketahui, singkong memiliki protein yang rendah yaitu hanya sebesar satu sampai dua persen, sehingga diharapkan singkong dapat berkontribusi sebagai pangan pokok di Indonesia,” tambah Prof Slamet.

Baca juga  Irjen Sigit Jadi Kabareskrim, Azis Syamsuddin: Sudah Tepat

Dalam kesempatan ini, Prof Nunung Nuryartono, Ketua Tim RISPRO IPB University mengatakan, “Cassava tidak hanya dapat dimanfaatkan dari umbinya, tetapi kami melihat mulai dari daun, pucuk, dan batangnya terdapat potensi yang menjanjikan.” Oleh karena itu, katanya, di sini hadir ahli-ahli yang akan membahas mengenai potensinya.

Sementara itu, Prof Ujang Sumarwan, Dekan Fakultas Ekologi Manusia menyampaikan branding singkong terbaik pada masyarakat saat ini yaitu dengan promotion poisoning atau membiasakan. Dengan membiasakan produk singkong, diharapkan masyarakat dapat melakukan diversifikasi pangan yang dikonsumsinya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Masyarakat Singkong Indonesia, Heri Soba menyampaikan bahwa hingga saat ini persoalan singkong masih terletak pada kurangnya perhatian serta kebijakan pemerintah. “Saat ini kebijakan pemerintah sudah lebih bagus terhadap singkong, ada hal yang krusial mengenai tapioka, maka supply chain inilah yang perlu kita matangkan,” jelasnya.

Baca juga  Jelang Panen Raya Singkong di Jonggol, IPB University Tingkatkan Branding Produk

Persoalan singkong lainnya berasal dari sisi pengolah singkong yang dirasakan oleh Hardadi dari Singkong Keju D-9. Ia merupakan bagian dari Kampung Singkong Salatiga. Kesulitan yang dihadapinya yaitu kesulitan pengadaan bahan baku untuk mensupply permintaan masyarakat sekitar yang tinggi. Pasalnya kebutuhan singkong dapat mencapai lima ton per hari.  “Dengan adanya pertemuan ini diharapkan kami bisa mendapatkan supplier singkong, selain itu juga memperkenalkan singkong sebagai pangan alternatif,” kata Hardadi.  Persoalan terkait komoditas singkong lainnya adalah harga singkong yang rendah di tingkat petani, fluktuasi harga tepung mocaf, dan rendahnya kadar protein pada singkong.

FGD Nasional ini dihadiri oleh Dr Rachmat Pambudy (Tim Cadangan Logistik Strategis Indonesia), Prof Rizal M Damanik (Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan -Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional/BKKBN), Prof Achmad Subagio (Dosen Universitas Jember), Prof Robert Manurung (Dosen ITB), Lia Nuryanah (Kepala Desa Cikondang, Kabupaten Kuningan), Naufal Mahfudz (Direktur Utama PT BLST), Masyarakat Singkong Indonesia, Kampung Singkong Salatiga, Rumah Mocaf Indonesia, PT Agrove Indonesia Eksportiva, PT Asindotech, PT Tedco Agri Makmur, PT FITS Mandiri, PT Botani Seeds, CV Setia Berkah Abadi, Kelompok Wanita Tani Barokah Ciampea. Hadir pula dalam pertemuan tersebut Tim Peneliti RISPRO Cassava IPB University, Dekan Fakultas/Sekolah IPB University, serta Para Pimpinan di bawah koordinasi Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University. [] Hari

Baca juga  Corona Jakarta 29 Juni: Tertular 125 Jadi 11.237 Orang
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top