BOGOR-KITA.com – Rapat koordinasi pematangan program rerouting angkutan kota yang digelar Pemerintah Kota Bogor, di Balaikota, Rabu (8/2/2017) diikuti Kepala Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Moch. Ischak AR beserta 14 perwakilan pengusaha angkot. Pada kesempatan itu Ischak menegaskan, Organda Kota Bogor tidak menolak rerouting. “Dari awal pembahasan rerouting sampai dengan sosialisasi, kami selalu mendukung dan tidak pernah menolak,” ungkapnya di Paseban Sri Bima.
Pernyataannya itu sekaligus membantah pemberitaan yang mengatakan Organda tidak mendukung. Menurutnya, sejak aksi mogok yang dilakukan 6 Oktober 2016, Organda justru mengusulkan untuk segera dilakukan rerouting. “Jelas kami menunggu rerouting agar dapat memperbaiki usaha anggota kami,” katanya. Pihaknya justru khawatir program ini terganggu oleh satu dan lain hal.
Salah satu yang masih menjadi catatan Organda menyangkut penentuan lintasan yang diterapkan. Ischak berharap agar terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan lapangan. Ia mengusulkan pemeriksaan lapangan melibatkan ketua jalur (KKSU), Organda, dan juga perwakilan pengusaha angkot. “Jangan sampai ada angkutan yang beroperasi di wilayah sepi penumpang. Jelas itu merugikan anggota kami,” lanjutnya. .
Selain memerhatikan lintasan dan potensi kerugian yang akan dihadapi pengusaha, Lebih lanjut Ischak berharap sosialisasi dilakukan lebih luas. Seperti melalui sekolah, kegiatan langsung di lapangan, ataupun selebaran.
Wali Kota Bogor, Bima Arya sependapat, sosialisasi harus dilakukan secara penuh. “Konsep matang, sosialisasi penuh. Sebab, rerouting tidak sebatas mengatur ulang trayek, melainkan bagian dari konversi angkot ke Trans Pakuan,” ungkapnya. Sementara itu, Sekda Kota Bogor Ade Sarip menegaskan, “Rerouting harus menguntungkan semua pihak, termasuk steakholder dan pihak terkait.” [] Admin