BOGOR-KITA.com – Debat Pemilu Presiden yang menghadirkan Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, Minggu (17/2/2019) kemarin masih miskin substansi. Bahkan saya melihat kecenderungan debat pilpres untuk memuaskan dahaga elite.
Hal tersebut diungkapkan dekan Fakultas Hukum Universitas Pakuan, R. Muhammad Mihradi, S.H., M.H., dalam Seminar Kampus Bicara Edisi Debat Capres untuk Siapa? Di Graha Pakuan Siliwangi, Kamis (21/2/2019).
Mihradi menyebut visi misi masa depan yang ditawarkan dua paslon capres belum nampak. “Mereka masih terjebak pada capaian dan kritik soal masa lalu,” kata Mihradi.
Seminar Kampus Bicara Edisi Debat Capres Untuk Siapa tersebut digelar KPUD Kota Bogor, RRI Bogor dan Fakultas Hukum Universitas Pakuan dan menghadirkan narasumber 8 presiden mahasiswa dari IPB, Unpak, STIE Kesatuan, STIE Tazkia, UIKA, UNIDA, UNB dan AKA.
Diskusi meriah dihadiri 400 an aktivis mahasiswa dipandu Rektor Universitas Kampus Bicara Maulana dari RRI. Kegiatan disiarkan langsung oleh RRI di tiga kota yaitu Bandung, Bogor dan Cirebon.
Menurut Mihradi, kegiatan Kampus Bicara dimaksudkan untuk membuka perspektif bahwa publik harus dilibatkan untuk turut berkontribusi pada penyempurnaan format debat capres. Bahkan banyak harapan debat capres meski tidak memungkinkan di kampus karena aturan UU Pemilu, namun suasana kampus yang kritis dan akademis harus mewarnai debat capres.
Dengan demikian, lanjut Mihradi, semua pihak dapat menilai gagasan otentik soal masa depan yang ditawarkan. Sebab hakikat debat adalah tukar tambah gagasan tentang tawaran lebih baik kehidupan bermasyarakat, berbangsa bernegara adil dan makmur. [] Hari