Kab. Bogor

‘Mata Dewa’ Desa Sukamaju Wujudkan Data Desa Presisi Turunkan Stunting

Mata dewa

BOGOR-KITA.com, CIBUNGBULANG -Aplikasi “Mata Dewa” merupakan Big Data yang dimiliki Desa Sukamaju, Kecamatan Cibungbulang yang sudah berorientasi by name by address. Aplikasi ini menjadi bagian dari 11 inovasi yang diusung Kepala Desa Sukamaju, Cucum Ratna Suminar pada Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2023.

Desa Sukamaju merupakan salah satu dari 15 desa di Kecamatan Cibungbulang, dengan luas wilayah 200 hektar, dengan jumlah penduduk 8.415 jiwa, terdiri dari 3 dusun, 9 RW dan 26 RT dan masuk desa cepat berkembang. Selama dua tahun, Desa Sukamaju telah menghasilkan 11 inovasi mencakup Bidang Pemerintahan, Kewilayahan dan Kemasyarakatan, di dalamnya ada 4 inovasi unggulan.

Mata Dewa adalah implementasi dari data desa presisi, yang merupakan data dengan tingkat akurasi dan ketepatan yang tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa. Karena data itu diambil, divalidasi dan diverifikasi dengan tingkat keakuratan yang baik.

Baca juga  Meski Persiapan Kurang, Djanur Dorong Laskar Padjajaran Tampil Maksimal di Piala Presiden 2022

Kepala Desa Sukamaju, Cucum Ratna Suminar menjelaskan Mata Dewa atau Skema Data Demografi Warga merupakan inovasi bidang pemerintahan, pembuatan aplikasi berbasis IT yang digunakan untuk dapat melihat profil desa, seperti kondisi infrastruktur, data profil tiap rumah, status sosialnya, penerima bantuan dan bayi status stunting.

“Manfaatnya Pemerintah Desa Sukamaju dapat mengetahui secara cepat profil Desa Sukamaju dan warganya per rumah, sehingga permasalahan dapat diketahui secara detail, termasuk wilayah-wilayah yang direncanakan dibangun,” jelas Cucum.

Di dalamnya, kata Cucum, ada data mengenai Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi, dan Indeks Ketahanan Lingkungan. Cara mengaksesnya dengan masuk ke alamat visidesa.com selanjutnya masukkan username dan password.

Sekretaris Desa Sukamaju, Zulfi Irfani lebih lanjut menjabarkan, Mata Dewa ini berkaitan dengan seluruh data-data yang ada di Desa Sukamaju. “Jadi asal-muasalnya adalah sumber permasalahan dan aspirasi masyarakat yang ada di desa kita rangkum bersama, sehingga terbentuklah inovasi Mata Dewa sebagai Big Data nya Desa Sukamaju,” ujar dia.

Baca juga  Proyek Jalan Janala - Lebakwangi Molor, Kontraktor Bisa Didenda

“Peruntukannya untuk memonitoring sarana prasarana umum, mana yang sudah dibangun atau yang belum dibangun oleh pemerintah desa. Data status sosial masyarakat, data kemiskinan, kesehatan, stunting dan lain sebagainya,” sambungnya.

Soal data stunting, kata Zulfi, di Desa Sukamaju pada tahun 2021 ada 33 kasus yang ditemukan, “maka data tersebut kita masukan ke Mata Dewa, yang merupakan landasan dari perencanaan pembangunan desa. Jadi segala macam perencanaan basis datanya adalah Mata Dewa,” terangnya.

“Ketika ada kasus stunting yang harus kita tangani, maka kita lakukan monitoring berdasarkan data dari Mata Dewa. Selanjutnya terciptalah inovasi lainnya seperti KITA BESTI atau Kelas Ibu dan Balita Bebas Stunting, dan KISMISS atau Kelas Ibu Sedang Hamil Agar Selalu Sehat,” katanya.

Baca juga  OPINI: 'Jangan Pernah Mencintai Buku'

Ia menambahkan, data yang sudah ada selanjutnya diproses.

“Alhamdulillah berhasil kita turunkan di tahun 2023. Semula ada 33 kasus stunting kini tinggal 12 kasus, yang tentunya terus kita kejar penurunannya hingga terwujud zero case atau tidak ada kasus sama sekali,” tandasnya.

“Ke depan kita akan terus memaksimalkan data yang ada di Mata Dewa, sehingga tidak hanya aspek sosial, melainkan aspek ekonomi, budaya, dan berbagai aspek lainnya di Desa Sukamaju masuk ke dalam Mata Dewa,” tandas Zulfi.

Zulfi berharap, desa bisa memaksimalkan perencanaan berdasarkan data yang akurat, sehingga kebijakan yang keluarkan bisa tepat sasaran dan lebih menyentuh masyarakat. Sehingga masalah kesehatan, kemiskinan, dan masalah lainnya bisa teratasi. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top