PSK Maroko di Puncak
BOGOR-KITA.com – Masih banyak pekerja seks komersial (PSK) beroperasi di wilayah Puncak. Setelah memroses berkas 19 PSK yang ditangkap Rabu (3/12) ditambah satu PSK yang menyerahkan diri ke Imigrasi Bogor, Kamis (4/12), dan mendeportasi mereka ke negaranya masing-masing, Kantor Imigrasi Kelas II Bogor akan kembali melakukan razia.
Penegasan ini dikemukakan Kepala Kantor Imigrasi kelas II Bogor, Herman Lukman saat menerima puluhan warga Puncak yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Jalur Puncak (KMJP) yang datang ke Kantor Imigrasi Bogor, Jalan Achmad Yani, Kota Bogor, Kamis (4/12).
"Kita sedang mengurus dan memroses deportasi seluruh PSK asal Maroko itu. Setelah semua berkas lengkap, mereka langsung dipulangkan ke negara asalnya. Setelah itu, kita akan kembali melakukan razia menangkap para PSK warga asing lainnya, karena berdasarkan informasi, masih banyak PSK Maroko di kawasan Puncak, Cisarua," kata Herman Lukman.
KMJP yang datang ke Kantor Imigrasi Bogor merupakan perwakilan warga di kawasan Puncak. Mereka terdiri dari tokoh masyarakat, ulama dan kiay ternama. Kepada Kepala Kantor Imigrasi yang didampingi Kasubdit Penyidikan Keimigrasian Ditjen Imigrasi Bambang Catur, mereka menyatakan dukungan dan mengapresiasi penangkapan PSK Maroko.
" Kami mendukung penuh penangkapan itu, dan meminta agar seluruh PSK yang ada di Puncak diberantas hingga ke akar-akarnya. Sudah lama praktik pelacuran warga asing terjadi di wilayah Puncak, sehingga memang dibutuhkan tindakan tegas dari pihak kantor imigrasi," ungkap Ketua KMJP Cisarua, Hendrik.
KMJP menyatakan, warga Puncak siap apabila dilibatkan dalam memberantas praktik pelacuran oleh warga asing itu. “Kami ingin wilayah Puncak terbebas dari praktik pelacuran, baik oleh PSK asing maupun PSK lokal. Kami tidak ridho jika azab Allah menimpa seluruh warga di kawasan Puncak dan sekitarnya akibat praktik pelacuran yang asusila di kawasan Puncak," tegasnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh PAKAR dari warga setempat, PSK asing yang beroperasi di wilayah Puncak, bukan hanya dari Maroko, tetapi juga dari negara Timur Tengah lainnya. Ada juga PSK dari Thailand, dan Afganistan. Mereka, umumnya memangsa turis asal Timur Tengah yang banyak berlibur di Puncak. Mereka memasang tariff Rp2 juta sampai Rp5 juta sekali kencan. Ajang transaksi antara lain di sejumlah café bernuansa Timur Tengah yang bermunculan di Puncak, Cisarua, seperti di daerah Warung Kaleng dan lainnya. Mereka menjadi pesaing kuat PSK lokal yang dibawa oleh orang tertentu dari daerah Sukabumi, Cianjur dan Cirebon.[] Harian PAKAR/Admin