BOGOR-KITA.com – Perang modern tanpa serangan militer terbuka, musuh tidak terlihat dan sulit ditebak. Dilakukan oleh aktor non-negara, dikendalikan oleh negara lain atau pihak lain. Ini lah tren, sifat dan karakteristik perang yang telah bergeser seiring dengan kemajuan pesat ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, komunikasi, poleksosbud, dan militer.
Kemungkinan terjadinya perang konvensional atau serangan militer scara terbuka antar dua negara atau lebih, dewasa ini semakin kecil… Namun, adanya tuntutan desakan kepentingan negara dan pihak tertentu yang ingin memaksakan kehendaknya telah menciptakan perang jenis baru, di antaranya perang asimetris, perang hibrida dan perang proxy.
Kita perlu bercermin salah satunya pada sejarah ambruknya negara besar dan adikuasa yakni Uni Soviet yang sama sekali tidak diserang scara fisik oleh militer negara lai, tetapi negara kuat itu jatuh hancur berikut negara satelitnya…
Kita perlu sadar dan bangga bahwa Indonesia negara pejuang, punya daya tarik tinggi dgn geopolitik strategis, SDA beragam, ekonomi tumbuh, penduduk besar 250 juta dengan bonus demografi, shingga banyak jadi incaran. Oleh karena itu mari kita mempersiapkn diri menyongsong thn 2016 menghadapi era perang modern, era persaingan globalisasi dan era persaingan tajam perdagangan bebas ASEAN dan lain-lain.
Ayo, mari kita rakyat bersama dengan pemerintah, TNI dan Polri, dan segenap komponen bangsa bekerja bahu membahu untuk bersatu padu dan meningkatkan kewaspadaan, serta dengan niat tulus ikhlas, bulatkan tekad, semangat tinggi, untuk membantu mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan sesuai dengan bidang kita masing-masing. Semua ini demi keutuhan, kemajuan dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai bersama…
* Maman Herman, Pemerhati Kebangsaan, Ketua ‘Aku Cinta Indonesia’/ACI)
