Mahasiswa IPB Meninggal di Papua, Ini Kata Rektor
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Seluruh keluarga besar IPB University merasakan duka mendalam atas meninggalnya Anggit Bima Wicaksana, mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan, karena kecelakaan lalu lintas saat sedang menjalankan tugas sebagai peserta program Ekspedisi Patriot di Papua. IPB University secara resmi melepas 285 Peserta Ekspedisi Patriot ke-21 Kawasan Transmigrasi, 22 Agustus 2025 lalu.
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mengatakan, “Kami sangat berduka dengan meninggalnya Saudara Anggit. Semoga amal sholehnya di terima di sisi Allah SWT, dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan.” Lebih lanjut Arif mengatakan bahwa Anggit meninggal di tengah perjuangan menjalankan tugas mulia mengharumkan nama kampus dengan memberikan kontribusi riset dan pengabdian yang relevan, aplikatif, serta berdampak bagi pembangunan bangsa. “Kami sangat kehilangan sosok anak muda pejuang kesejahteraan rakyat seperti Anggit, “ ungkap Rektor.
Direktur Kerjasama, Komunikasi, dan Pemasaran IPB University, Dr Alfian Helmi menyampaikan bahwa IPB University telah melakukan komunikasi dengan keluarga Anggit dan telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait pemulangan jenazah diantaranya Kementerian Transmigrasi, pemerintah daerah setempat, Kementerian Perhubungan, TNI AU, dan maskapai penerbangan.
Dikatakannya, “Anggit telah berdedikasi luar biasa dalam program ini. Tentu kami sangat kehilangan. Semoga musibah ini tidak menurunkan semangat peserta lainnya untuk meneruskan perjuangan menjadi para “patriot” di wilayah kerjanya masing-masing.”
Helmi menambahkan, Ekspedisi Patriot adalah program yang digagas oleh Kementerian Transmigrasi bersama perguruan tinggi mitra. Tim ini melibatkan akademisi, mahasiswa, peneliti, dan praktisi multidisiplin untuk melakukan kajian strategis di kawasan transmigrasi. “Ekspedisi Patriot IPB berhasil melibatkan 57 Dosen dan Tenaga Kependidikan IPB University, sejumlah mahasiswa sebanyak 135 dan 93 Alumni. Seluruh peserta ini diterjukan ke-21 provinsi, yang tersebar pada 34 kabupaten atau kota, dalam 36 lokus kawasan transmigrasi.
Peserta akan ditempa untuk menjadi agen perubahan di kawasan transmigrasi dan memastikan transformasi ekonomi berbasis komunitas dapat berjalan efektif dan berkelanjutan, “ jelasnya. [] IPB