Kota Bogor

Light It Up Blue, Bogor!

BOGOR-KITA.com – Kalau tidak ada halangan apapun, hari Minggu Sore tanggal 31 Maret 2019, pilar-pilar di Lawang Salapan akan disinari lampu-lampu sorot berwarna biru. Lampu-lampu sorot yang menghiasinya selama ini dengan warna-warna yang silih berganti, khusus saat itu akan bersinar warna biru. Rencananya, gedung depan Balaikota Bogor. juga akan memancarkan sinar berwarna biru.

Hal itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Autis Sedunia.  Peringatan ini dilakukan di berbagai negara dengan kegiatan yang disebut Light It Up Blue (LIUB). “Di tingkat internasional, peringatan Hari Autis diselenggarakan pada tanggal 2 April mendatang. Namun dengan berbagai pertimbangan, kami akan menyelenggarakannya lebih awal pada hari Minggu besok,” ungkap Ade, selaku Humas Komunitas Peduli Anak Berkebutuhan Khusus (KOMPAKK).

Menurutnya, pada setiap peringatan Hari Autis diselenggarakan, warna biru akan menghiasi berbagai icon kota atau negara. Diantaranya Menara Eifel di Paris, Big Ben di London dan Patung Liberty di New York. Langkah tersebut dilakukan untuk mengajak semua pihak di masyarakat internasional, agar meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak autis dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya. Sedangkan alasan digunakannya warna biru, “Karena biru merupakan spektrum warna yang paling mudah direspon oleh anak-anak penderita autis,” jelas Ade.

Baca juga  Kota Bogor Raih Penghargaan P2DD Terbaik se-Jawa Bali Tahun 2023

Pada hari Minggu nanti, selain menyalakan lampu bersinar biru, KOMPAKK selaku panitia dan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bogor akan menyelenggarakan berbagai aksi lainya. Penyalaan lampu akan mulai dilakukan pada pukul 17.30. Sebelumnya, mulai pukul 16.00 akan berlangsung kegiatan Run For Special Needs. “Kami akan mengajak anak-anak kami, anak-anak bekebutuhan khusus untuk beraktivitas jalan bersama mengelilingi Kebun Raya dan akhirnya akan berkumpul bersama di teras Lawang Salapan,” papar Ade.

Untuk kegiatan hari itu, mereka akan bekerjasama dengan  para guru pendamping anak berkebutuhan khusus dari berbagai sekolah di Kota Bogor. “Para guru itulah yang akan mendampingi anak-anak kami selama kegiatan berlangsung,” tambah Ade. Selain mereka juga akan bergabung berbagai komunitas lain yang ada di Kota Bogor.

Baca juga  534 Mahasiswa IPB Diterjunka Ke Kelurahan

Dukungan lain diberikan dengan penyelenggaraan Ultra Marathon Relay for Special Needs “Istana ke Istana”. Ini merupakan aksi marathon berjenjang menempuh jarak dari Istana Negara di Jakarta ke Istana Bogor. Melibatkan sedikitnya 5 orang pelari dari komunitas masyarakat yang peduli terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Maraton ini akan finis di pedestrian Kebun Raya Bogor.

Kegiatan pada hari Minggu lusa, sebetulnya hanya merupakan salah satu aksi dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan KOMPAKK. Oleh karena itu kegiatan ini akan berlanjut pada pertengahan bulan April mendatang  dengan penyelenggaraan Festival Anak Istimewa 2019.

Semua kegiatan yang dilaksanakan KOMPAKK dengan dukungan berbagai pihak sejak tahun 2015 itu, tidak laih adalah bentuk kampanye dan ajang edukasi kepada masyarakat tentang perlunya pengenalan, pemahaman dan pengertian oleh setiap anggota masyarakat tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka bukan saja anak-anak penderita autis tetapi juga 14 kelompok anak-anak penderita gangguan perkembangan lainnya yang tergolong sebagai Anak Berkebutuhan Khusus.

Kampanye dan edukasi tersebut dinilai perlu dilakukan, mengingat masih banyaknya warga masyarakat yang belum mengenal dan memahami kondisi anaak-anak yang tergolong sebagai anak-anak berkebutuhan khusus. Banyak salah persepsi dan pengertian menyebabkan anak-anak tersebut sering mendapatkan stigma buruk yang tentu tidak menguntungkan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak-anak berkebutuhan khusus.

Baca juga  Wayang Bambu, Potensi Seni Khas Kampung Cijahe, Bogor

Padahal seperti yang dikatakan Walikota Bogor, Bima Arya, anak-anak berkebutuhan khusus sesungguhnya adalah anak-anak istimewa dan karena itu mereka membutuhkan perhatian dan dukungan semua pihak. “Terkadang banyak yang belum paham untuk menyayangi dan mengasihi anak-anak istimewa ini. Pemerintah pun masih mempunyai keterbatasan untuk melayani mereka,” katanya.

Apa yang dilakukan KOMPAKK beserta semua pihak yang sudah peduli terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, sejatinya adalah ikhtiar mulia untuk menemani anak-anak berkebutuhan khusus memasuki kehidupan bermasyarakat. Tentu dengan sikap dan perilaku masyarakat yang sudah paham, bahwa sesungguhnya anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak istimewa. Mereka bisa berkarya dan berbuat untuk memberikan kemanfaatan bagi kehidupan dirinya dan juga orang lain. []Adv

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top