Regional

Kembangkan Skema Perikanan Berkelanjutan, Dosen Mengabdi Inovasi IPB University Turun ke Kampung Nelayan Citemu

BOGOR-KITA.com, Tim dosen mengabdi inovasi IPB University yang terdiri dari Dr. Mustaruddin (Ketua), Prof. Gondo Puspito, dan Prof Mulyono melatih dan mensosialisasikan skema pengelolaan perikanan berkelanjutan kepada nelayan dan masyarakat perikanan di Desa Citemu, Cirebon.

Skema perikanan berkelanjutan yang diangkat terdiri dari pengkayaan stock, pengembangan teknologi dan prinsip penangkapan ikan ramah lingkungan, dan pengembangan kemitraan untuk penguatan usaha perikanan.  Kegiatan ini terbagi dua tahap, yaitu: (1) survai awal pada tanggal 22-24 November 2023, serta (2) pelatihan perikanan berkelanjutan dan pembentukan lembaga kemitraannya pada tanggal 5-7 Desember 2023. Kegiatan ini juga melibatkan mitra dari Koperasi Mina Mandiri Jaya dan Aparat Desa Citemu, Cirebon.

Pada survai awal, dilakukan penggalian informasi tentang jenis ikan yang banyak ditangkap nelayan dan lokasi penangkapannya. Informasi dari PPN Kejawanan menyatakan bahwa kelompok cumi-cumi banyak ditangkap saat ini karena sedang musim dengan lokasi penangkapan sekitar perairan Cirebon. Jenis lainnya adalah layang, layur, dan kembung. Penjualan ikan hasil tangkapan masih dilakukan kepada bakul sehingga harga jual masih ditentukan sepihak.

Baca juga  Corona di Bodebek 13 Juni: Tertular Baru 21 Jadi 1.650 Orang

“Dari kondisi tersebut, tim dosen mengabdi inovasi IPB University mengembangkan pelatihan perikanan berkelanjutan yang mengarah pada mempertahankan keberlanjutan sumberdaya ikan dan penguatan kemitraan usaha dan pemasaran”, ujar Dr Mustaruddin yang aktif mengajar di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, IPB University.  Pada pelatihan tersebut (6/12), disampaikan teknis pengkayaan stock menggunakan atraktor cumi-cumi. Atraktor tersebut dapat menarik cumi-cumi untuk bertelur dan menempelkannya pada tali rumbai atraktor, sehingga membentuk populasi baru dan mengundang jenis-jenis ikan lainnya.

Pelatihan berlanjut dengan paparan teknologi dan prinsip penangkapan ikan ramah lingkungan oleh Prof. Gondo Puspito yang merupakan pakar teknologi alat penangkapan ikan di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Ikan, FPIK IPB University. Prof Gondo menjelaskan bahwa penangkapan ikan dapat ditingkatkan hasilnya tanpa menimbulkan kerusakan pada ekosistem perairan, yaitu dengan modifikasi struktur alat tangkap, pemasangan alat bantu, dan modifikasi teknik operasi penangkapan ikan. Modifikasi tersebut efektif dilakukan pada bubu lipat, trammel net, dan jaring insang.  Jaring insang dapat ditingkatkan hasil tangkapan ikannya dengan pengaturan jumlah lampu atraktor dan intensitas penerangannya, meskipun dioperasikan secara diam.  Operasi secara diam dapat mengurangi destruksi alat tangkap terhadap ekosistem perairan, sehingga lebih ramah lingkungan.

Baca juga  Mobil Kijang Masuk Sungai Bendungan Barugbug, Penumpang Selamat

Pada sesi pengembangan kemitraan, Dr. Mus menyatakan bahwa penguatan kemitraan nelayan dapat menjamin keberlanjutan usaha perikanan, tidak hanya dari sisi operasi penangkapan tetapi juga dalam pemasaran ikan hasil tangkapan, dimana nelayan mendapat kepastian harga dan jangkauan pemasaran yang lebih luas. Kemitraan tersebut dapat dikembangkan nelayan dengan koperasi perikanan, industri, restoran, hingga pelaku ekspor perikanan.  Mitra membei bantuan modal dan teknologi, dan nelayan memasok ikan, bahkan menjadi pekerja atau pelaku distribusi yang bersifat part time.  Pak Halim yang menjabat Ketua Koperasi Mina Mandiri Jaya menyambut baik gagasan tersebut, dan berencana mengembangkan beberapa bidang usaha yang melibatkan nelayan atau keluarga nelayan.

Nelayan dan masyarakat perikanan Desa Citemu sangat senang atas pelatihan dan sosialisasi yang diberikan.  “Kami bersyukur pak jadi tahu bahwa banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mempertahankan pekerjaan kita sebagai nelayan, bisa dengan memperkaya stock ikan, memodifikasi alat tangkap, bahkan dengan membangun kemitraan yang menguatkan posisi kita sebagai nelayan”, ujar Pak Sutirno yang merupakan tokoh nelayan di Desa Citemu, Cirebon.

Baca juga  Mahasiswa KKN-T IPB University Laporkan Hasil Program Kerjanya di Kecamatan Cisarua

Modifikasi alat tangkap perlu diikuti dengan perubahan pandangan dan prinsip dalam melakukan operasi penangkapan ikan. “Alat tangkap menjadi destruktif bila dalam operasinya kita serakah ingin menangkap apa saja dan merusak habitat ikan untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimal”, cetus Prof. Gondo.

Pada kegiatan dosen mengabdi tahap kedua tersebut, juga dibentuk Lembaga Kemitraan Perikanan Berkelanjutan. Dr. Mus menjelaskan bahwa lembaga ini merupakan wadah kolektif nelayan untuk menyuarakan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan berkelanjutan sekaligus penguat posisi nelayan dalam membangun kemitraan dengan pihak industri, investor, dan lainnya. Pengurus lembaga kemitraan ini ada 5 orang, yaitu ketua (Pak Sutirno), wakil ketua (Pak Halim) dan tiga koordinar bidang (Pak Wasna, Pak Muhajir, dan Pak Pera).  Lembaga tersebut berada dalam pemantauan dan pembinaan tim dosen mengabdi inovasi IPB University, sehingga berbagai program pengabdian ke depan di Cirebon diupayakan disasar pada Lembaga Kemitraan Perikanan Berkelanjutan tersebut, ujar Dr. Mus.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top