Nasional

Kabupaten Bogor, 1 dari 12 Kabupaten Kota Prioritas Penanganan Covid-19

BOGOR-KITA.com, JAKARTA – Presiden Jokowi minta agar dalam 2 minggu ke depan, penanganan covid-19 diprioritaskan pada 12 kabupaten/kota.

Hal ini dikemukakan Jokowi dalam Rapat Terbatas melalui video conference mengenai Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi  Nasional (PEN), di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/10/ 2020).

Dari 12 Kabupaten Kota itu 3 di antaranya di Provinsi Jawa Barat, yakni Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, sementara 9 lainnya tersebar di beberapa provinsi.

Selengkapnya adalah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Kota Pekanbaru, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Padang, Kota Jayapura, dan Kota Ambon.

Alasan memberikan prioritas pada 12 kabupaten kota tersebut adalah karena 12 kabupaten/kota tersebut memiliki kasus aktif lebih dari 1.000 kasus, dan mengontribusi sebanyak 30 persen dari total kasus aktif nasional.

Baca juga  Corona Kabupaten Bogor: Sembuh Naik, 66, Positif Masih Tinggi, 97, Meninggal Nihil

Belum diketahui sumber data yang dikemukakan presiden. Namun, menurut data Pemkab Bogor, kasus aktif covid-19 di Kabupaten Bogor tidak lebih dari 1.000, malah jauh di bawah angka 1.000, persisnya 633 kasus per 12 Oktober 2020.

Dalam kesempatan tersebut presiden memaparkan perkembangan covid-19 secara nasional.

Terkait data mengenai kasus Covid-19, disampaikan Presiden, berdasarkan laporan yang diterimanya, rata-rata kasus aktif per Oktober mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Rata-rata kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 11 Oktober adalah 19,97 persen

“Lebih baik dari rata-rata kasus aktif kalau kita lihat di 27 September 2020 yang lalu yang mencapai 22,46 (persen). Jadi penurunannya kelihatan sekali, dari 22,46 (persen) menjadi 19,97 (persen),” papar Presiden.

Baca juga  Positif Covid-19 di Kabupaten Bogor Bertambah 7 Menjadi 45

Jumlah kasus aktif tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 22,1  persen.

Rata-rata kesembuhan di Indonesia, lanjut Presiden, juga lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata kesembuhan dunia. “Rata-rata kesembuhan (di Indonesia)  per 11 Oktober mencapai 76,48 persen, ini sudah lebih baik dari rata-rata angka kesembuhan dunia yang mencapai 75,03 persen,” kata Presiden.

Rata-rata angka kematian, lanjutnya, juga sudah bisa ditekan menjadi 3,55 persen. “Ini lebih baik dibandingkan dua minggu yang lalu yang berada di angka 3,77 persen. Namun, masih lebih tinggi dari rata-rata kematian dunia yang berada di angka 2,88 persen,” kata Presiden.

Kepala Negara memerintahkan agar terus dilakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian. “Tingkat kesembuhan harus terus diperbaiki, terus ditingkatkan dengan meningkatkan standar pengobatan baik di rumah sakit, di ruang ICU, maupun di tempat-tempat isolasi,” tegas Presiden.

Baca juga  Jokowi Umumkan Reshuffle Kabinet, Sandiaga Uno Menparekraf, Tri Risma Harini Mensos

Presiden juga memerintahkan untuk terus dilakukan perbaikan dalam upaya 3T (testing, tracing, dan treatment).

Testing, tracing, dan treatment-nya terus diperbaiki sehingga gap antara provinsi yang satu dengan provinsi  yang lain, terutama mengenai testing bisa kita kejar dengan baik,” kata Presiden. Kepala Negara juga mengingatkan pentingnya kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan untuk menekan jumlah kasus positif Covid-19 ini.

Terkait upaya pemulihan ekonomi, disampaikan Presiden, realisasi anggaran per 7 Oktober untuk klaster bantuan sosial sudah mencapai 66 persen, UMKM mencapai 76 persen, dan untuk klaster tambahan subsidi energi mencapai 94 persen. [] Admin/setkab.go.id

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top