Jenal Mutaqin Temukan 13 Balita Stunting di Satu RW di Katulampa
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Jenal Mutaqin prihatin masih adanya kasus stunting di Kota Bogor.
Kasus stunting itu dilihatnya saat turun langsung ke wilayah Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur beberapa waktu lalu.
Menurut Jenal dalam satu RW ada sebanyak 13 balita yang mengalami stunting. Dirinya pun mengaku kasus stunting tersebut belum ada treatment atau tindakan yang berkelanjutan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
“Sebetulnya secara global belum tahu pasti jumlahnya. Tapi waktu saya ke satu RW itu saja sudah 13 orang kasus stunting di Katulampa. Saya lihat kondisi ekonominya juga memang memprihatinkan. Persoalan ini tidak akan selesai kalau tidak ada treatment yang berkelanjutan dari pemerintah,” ucap Pria yang akrab disapa JM ini, Senin (17/5/2021).
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, perhatian Pemkot Bogor dalam menyelesaikan persoalan stunting masih jauh dari harapan. Jangankan treatment berkelanjutan, pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dibutuhkan setiap bulan saja tidak rutin.
“Warga perlu tahu bahwa posyandu hari ini, PMT yang diberikan untuk anak-anak itu hasil swadaya para kader hingga donatur yang ada di wilayah,” ujarnya.
Menurutnya, persoalan stunting ini, sangat tergantung pada political will atau kemauan politik dari pemerintah atau para pengambil kebijakan, dalam hal ini Pemkot Bogor.
“Ini kembali kepada political will dari kepala daerah, dia concern atau tidak terhadap persoalan mendasar ini. Padahal saya selau teriak di aspirasi hingga reses. Selama itu belum tereralisasi, tentu kami akan terus teriak,” katanya.
Ia pun menyoroti kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam menyelesaikan persoalan stunting, meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19, bagaimana mungkin bisa dalam satu RW saja ada 13 orang terkena stunting.
“Dinkes perlu peka, satu RW saja sudah ada 13 orang. Ini saya belum temukan di tempat lain. Kalau pemerintahnya nggak fokus dan aware, ya nggak ada pengaruh,” tegasnya. Jadi meskipun di tengah kota, saya rasa kasus akan terus ada kalau belum ada perubahan. Ini juga soal political will dan diingatkan terus oleh dewan. Tapi jangan juga jadi ‘aspirasi legend’. Disampaikan terus menerus tapi nggak terealisasi,” tutupnya. [] Ricky