BOGOR-KITA.com, RUMPIN – Kondisi jalan dan jembatan Paranje yang menghubungkan Kecamatan Rumpin dengan Kecamatan Leuwiliang serta Kecamatan Ciampea, saat ini sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, kondisi tanah di sekitar jembatan tersebut rawan longsor. Hal ini terbukti dari terus terkikisnya bidang tanah sehingga longsor pun sulit terhindarkan dan seringkali terjadi.
Mad Harun Kepala Desa Cibodas yang ditemui media ini mengatakan, pihaknya bersama Kepala Desa Rabak, sudah beberapa kali mengajukan untuk adanya percepatan perbaikan jalan dan jembatan tersebut.
Dirinya mengungkapkan bahwa pengajuan tersebut sudah disampaikan ke Pemkab Bogor ketika ada rapat Musrenbang Kecamatan Rumpin dan kepada para wakil rakyat di DPRD Kabupaten Bogor saat melakukan reses di kantor Kecamatan Rumpin.
“Kami mendesak Pemkab Bogor agar jalan dan jembatan Paranje segera diperbaiki. Jangan sampai ada bencana dan korban jiwa.” Tandasnya.
Sementara Kepala UPT Jalan dan Jembatan wilayah Leuwiliang, Zaitun Nur Azizah yang dikonfirmas terkait penanganan rusaknya jalan dan jembatan Paranje mengatakan, memang telah terjadi longsoran kembali, sehingga badan jalan yang memiliki lebar 6 meter, saat ini hanya tersisa 1,5 meter.
“Kami sudah lakukan penanganan sementara dilokasi dengan meletakan batu batu besar sepanjang jalan yang patah dan bambu bambu melintang. Di sekitar lokasi juga telah dipasang polis line serta papan rambu rambu peringatan bahaya longsor,” ujarnya.
Saat ditanya upaya penanganan dan perbaikan secara permanen di lokasi tersebut, Zaitun Nur Azizah menjelaskan bahwa dana perbaikan sudah masuk dalam anggaran tahun 2020.
“Mudah – mudahan secepatkan agar jembatan Paranje secepatnya direnovasi.” Pungkasnya. Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Sastra Winara mengatakan, pihaknya akan segera memanggil Dinas PUPR untuk menangani kerusakan jalan dan jembatan Paranje. “Saya akan panggil dinas terkait dan minta agar jembatan Paranje segera ditangani dan diperbaiki.” jawab politisi Partai Gerindra ini. [] Admin