BOGOR-KITA.com – Proyek pembangunan jembatan tanjakan Paranje yang berada di Desa Rabak Kecamatan Rumpin, baru selesai sekitar pertengahan tahun 2017 lalu. Namun saat ini, beberapa bagian jembatan penghubung utama jalur antar desa dan antar kecamatan tersebut sudah mulai ada yang retak dan jebol.
Nurahmat (35), warga sekitar mengatakan, kerusakan terjadi selain karena faktor hujan, juga diduga kuat karena kualitas pekerjaan proyek peningkatan jembatan tersebut kurang maksimal. “Ya kalau kualitasnya bagus, nggak mungkin baru satu tahun lebih sudah rusak,” cetusnya.
Pantauan di lapangan, kerusakan terlihat pada penyambung antara badan jalan dan pondasi jembatan.
Jembatan Paranje adalah salah satu proyek peningkatan jalan dan jembatan yang dilaksanakan pada tahun 2017 dengan dana APBD Kabupaten Bogor senilai sekitar Rp11 miliar.
Pekerjaan proyek dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa selaku pemenang tender proyek di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Proses pekerjaan sendiri sempat molor dari jadwal yang ditentukan, namun diselesaikan sesuai kesepakatan adendum penambahan waktu.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Yusep mengatakan, akan segera mengecek kebenaran informasi tentang rusaknya salah satu bagian konstruksi jembatan tersebut. “Dulu saat proses kegiatan proyek, saya turun langsung ke lokasi guna memastikan pekerjaan sesuai dengan RAB,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar ini menambahkan, setiap proyek pembangunan jalan dan jembatan setiap tahun, ada biaya untuk pemeliharaannya. “Jadi apabila terdapat kerusakan, secara otomatis akan dilakukan perbaikan. Saya akan pantau hal ini dan mengeceknya ke dinas terkait,” pungkasnya. [] Admin/Pkr