Jatuh Bangun Greysia Raih Emas Olimpide, dari Ngepel Wisma Sampai Nyanyi Bareng Aqnez Monica
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Hari Senin (2/8/2021), menjadi hari baik bagi Kontingen Indonesia di kancah Olimpiade Tokyo 2020. Medali emas yang dinanti-nantikan akhirnya berhasil diraih juga oleh ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang menang atas pasangan Cina, Cheng Qing Chen/Jia Yi Fan dua set langsung 21-19, 21-15.
Rasa haru, tangis dan tawa riang seketika mewarnai jutaan rakyat Indonesia yang menyaksikan siaran langsung perjuangan dua Srikandi tersebut. Seakan antara Indonesia-Tokyo yang berjarak rata-rata 5.700 km, begitu dekat. Bahkan warga Indonesia seperti berada di dalam Musashino Forest Sport Plaza, Chofu, Tokyo, yang menjadi tempat jalannya pertandingan final tersebut.
Greysia/Apriyani telah sukses mempertahankan tradisi emas bulutangkis di Olimpiade, sekaligus mencetak sejarah bahwa nomor ganda putri untuk kali pertama bisa meraih medali emas Olimpiade. Medali emas ini juga menempatkan kontingen Indonesia di rangking tertinggi dari negara-negara ASEAN.
Sukses telah diraih dan bonus miliaran rupiah di depan mata. Tapi, jangan melihat suksesnya saja. Tengok, begitu berat perjuangan mereka selama ini menjadi atlet bulutangkis. Mereka harus jatuh bangun untuk bisa tetap mempertahankan semangat berlatih dan bersaing.
Tengok perjuangan Greysia Polii. Di saat tengah semangat untuk merebut tempat terhormat dalam ajang Olimpiade London 2012, Greysia dan pasangannya Meiliana Jauhari didiskualifikasi. Menurut pihak panitia, Greysia/Meiliana sengaja mengalah atas ganda Korea Selatan pada babak penyishan grup untuk mencari lawan yang lebih ringan di babak berikutnya.
Kejadian itu menjadi pukulan berat bagi Greysia yang saat itu berusia 25 tahun. Ia membayangkan begitu sia-sia dirinya berlatih sejak usia 14. Bahkan sempat pemain kelahiran 11 Agustus 1987 ini ingin gantung raket alias berhenti dari bulutangkis.
“London Olimpiade 2012 menjadi titik terendah dalam hidup saya, merupakan hal yang terburuk yang pernah saya alami. Didiskualifikasi dari event terbesar dunia (Olimpiade) membuat saya ingin menyerah, merasa tak berguna dan tidak tau apa yang harus saya lakukan terhadap hidup saya. Keinginan untuk berhenti berkarir di bulutangkis menjadi satu-satunya pilihan saya waktu itu,” ucapnya dalam unggahan Instagram @greyspolii.
Beruntung banyak tokoh-tokoh olehraga membangkitkan mental Greysia. Di antaranya Gita Wiryawan (Ketua Umum PBSI 2012-2016) dan pengusaha Erick Thohir (kini Menteri BUMN).
Beruntungnya lagi, Greysia mudah bergaul. Ia perlahan-lahan melupakan pukulan berat itu dengan bernanyi sambil bermain gitar, piano atau drum. Bahkan, ia mulai akrab dengan penyanyi top Aqnez Monica. Lambat laun, Greysia sering menghabiskan waktu bernyanyi bersama Aqnez dan rekan-rekannya yang lain.
“Saya bernyanyi bukan karena saya memiliki suara yang bagus, tidak, saya perlu menyanyikannya karena liriknya telah menyembuhkan jiwa saya. Liriknya membawa air ke jiwaku yang haus. Saya perlu melakukannya karena tidak ada yang bisa membantu diri Anda sendiri kecuali Anda, diri Anda sendiri dan Tuhan Anda,” begitu ungkapan Greysia dalam akun instagramnya.
Perlahan prestasinya pun mulai menanjak sejak dipasangkan dengan Apriyani Rahayu pada 2017. Ganda putri ini sukses meraih juara di Thailand Open dalam rangkaian BWF Grand Prix, juara India Open 2018 dan 2019, Indonesia Master 2020, Spanyol Master 2020 dan Yonex Thailand Open 2021.
Berbekal pengalaman mengangkat mental pribadi, Greysia menularkannya dengan memberi support semangat kepada rekan-rekannya di pelatnas PBSI Cipayung. Apalagi, banyak diantara mereka sempat jenuh di pelatnas karena tak bisa keluar dengan adanya pandemi Covid-19 ini.
“Pelatnas di lockdown ini mengajarkan kami melakukan segala sesuatunya mandiri. Dari cuci pakaian, jemur, setrika hingga nyapu-ngepel asrama, bersihin kamar mandi plus toilet asrama, dsb. SEMANGAT KAWAN-KAWAN! ,” begitu ujar Greysia dari akun IG-nya dengan emoji menekuk bisep.
Greysia telah memberi pelajaran kepada siapa saja, bahwa untuk meraih prestasi dibutuhkan kerja keras, ketekunan, keyakinan diri dan dukungan orang-orang sekitarnya. [] Anto