Nasional

Jaga Cara Berpikir di Dalam Bulan Ramadan

masjid
Ilustrasi

Oleh: Muhammad Akbar Riyanto

(Amil Dompet Dhuafa)

BOGOR-KITA.com, JAKARTA -Melihat akan keutamaan dari bulan suci Ramadan, sudah tidak diragukan lagi akan kemuliaan yang dimiliki oleh bulan Ramadan, baik dari dilipatgandakan segala amalan kebaikan, sampai seluruh kegiatan kebaikan yang kita lakukan di bulan Ramadan dihitung oleh Allah SWT sebagai nilai ibadah dari amal kebaikan apa yang telah kita lakukan. Dan tentunya bulan suci Ramadan sangat dinanti – nantikan kehadirannya oleh kaum muslimin dan muslimat.

Selain itu banyak dari kita yang menunggu kehadiran bulan suci Ramadan ini dengan cara memeriahkan  kedatangan bulan suci Ramadan seperti Tarhib Ramadan, ada yang memadukan tradisi yang kita kenal seperti munggahan, tawaquffan pengajian dan banyak lainnya. Itu semua bentuk manifestasi dari seluruh umat muslim yang sangat gembira dengan kedatangannya bulan suci Ramadan kali ini. Karena di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berbunyi
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ (رواه احمد)
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad).

Baca juga  Satu Transaksi Sejuta Donasi dari LEKA Bersama Dompet Dhuafa Bagi Anak-Anak Palembang

Tapi harus kita sadari juga bahwasannya dengan kegembiraan yang bisa kita dapatkan di bulan suci Ramadan ini, namun tetap ada ujian tersendiri dalam diri kita dan apa yang kita lakukan. Walaupun di dalam hadits di atas disebutkan setan – setan dibelenggu akan tetapi masih ada musuh yang masih menggoda kita di saat bulan Ramadan salah satunya adalah nafsu.

Nafsu yang merupakan hal yang pasti dimiliki oleh setiap manusia menjadi sebuah hal yang sangat urgent dalam kehidupan kita terutama dalam menentukan apa yang ingin kita lakukan tersebut dalam lingkaran kebaikan kah atau malah menjerumus kedalam keburukan.

Tidak hanya nafsu yang menjadi ujian kita saat bulan Ramadan, akan tetapi banyaknya cara berpikir yang perlu kita benahi dalam menjalani aktivitas yang ada di dalam bulan Ramadan. Salah satu hal yang paling sangat terngiang di dalam telinga kita ialah keluarnya sebuah statement atau sebuah pendapat yaitu “Kan tidurnya orang berpuasa aja ibadah”. Secara dalil dijelaskan dalam kitab Syu’ab al – Iman yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi yang berbunyi
نَوْمُ الْصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصَمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
“Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, amalnya dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.” (HR. Imam Baihaqi)

Baca juga  Dompet Dhuafa-BAZNAS Apresiasi Para Pendidik di Hari Guru Nasional 

Kalau melihat hadits tersebut memang betul tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, akan tetapi kita seringnya terlalu fokus terhadap kenikmatan yang didapatkan yaitu kita tidur saja bisa dinilai ibadah dan mendapatkan pahala. Akan tetapi ada pesan tersirat yang harus kita ambil yaitu jangan hanya kita terlena dengan kenikmatan yang kecil saja, akan tetapi justru itu menjadi sebuah reminder untuk diri kita bahwasannya kita harus menyibukkan diri kita untuk melakukan kebaikan – kebaikan yang kadar nilainya Allah SWT tingkatkan dari hari – hari biasanya.

Sahabat fillah, kita patut bersyukur bahwasannya kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati dan merasakan betapa kasih sayangnya Allah SWT yang diberikan kepada kita untuk merasakan betapa besarnya keagungan dan kemuliaan bulan suci Ramadan, sampai Allah pun memberikan kebaikanNya sampai seluruh amalan kebaikan kita Allah SWT lipat gandakan dari setiap kebaikan apa yang kita lakukan. Tak boleh berhenti bersyukur kepada Allah SWT, karena kita sebagai manusia hanya bisa bersyukur kepada Allah SWT yang tidak hanya dengan kalimat hamdalah, tetapi menjelma dalam setiap langkah kita. []

Baca juga  Listyo Sigit Prabowo Berkomitmen Tampilkan Polri Tegas dan Humanis
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top