IPB University Kembangkan Drone dan Sistem Televisual Bawah Air
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Degradasi lingkungan di wilayah pesisir dan laut di kepulauan Indonesia telah menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan, terutama di pulau-pulau dengan populasi padat. Dampak kerusakan lingkungan ini membahayakan kehidupan laut, mengganggu ekosistem, serta berdampak negatif pada aspek sosial-budaya dan ekonomi lokal, khususnya bagi sektor pariwisata dan perikanan.
Untuk menangani masalah tersebut, diperlukan upaya inovatif dan terukur dalam memantau, mengelola, dan memulihkan kondisi yang ada. Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan besar dalam menjaga kecukupan pangan bagi lebih dari 275 juta penduduknya guna menghindari stunting dan meningkatkan kecerdasan generasi mendatang.
Salah satu langkah yang diambil untuk mengatasi masalah ini adalah melalui inovasi teknologi. Guru Besar Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University, Prof. Indra Jaya, bersama timnya mengembangkan Drone dan Sistem Televisual Bawah Air yang mengintegrasikan wahana observasi bawah air dan Artificial Intelligence (AI) guna meningkatkan efisiensi produksi pangan.
“Penelitian dan inovasi kami berfokus pada pengembangan wahana observasi bawah air serta pemanfaatan AI untuk menjadi solusi atas dua permasalahan utama yang kita hadapi saat ini,” ujar Prof. Indra Jaya saat acara Launching Inovasi IPB Bidang Kecerdasan Buatan (AI) di IPB International Convention Center (IICC) pada Senin (30/9/2024).
Prof. Indra menjelaskan, teknologi drone permukaan air atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) memungkinkan pemantauan ekosistem perairan dengan mengumpulkan data yang nantinya akan dianalisis menggunakan teknologi AI. Data ini memberikan informasi kuantitatif mengenai kesehatan lingkungan bawah air.
“Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dapat dirancang program mitigasi kerusakan dan prioritas rehabilitasi lingkungan yang diperlukan,” jelasnya.
Selain drone permukaan air, ia bersama tim juga mengembangkan drone bawah air atau Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Wahana ini dapat digunakan untuk memeriksa infrastruktur bawah air, seperti kondisi jaring pada keramba jaring apung, apakah perlu dibersihkan dari teritip atau tidak.
“AUV dan AI dapat dimanfaatkan untuk identifikasi, klasifikasi, serta memantau kelimpahan dan kondisi habitat biota laut,” katanya.
Sistem Televisual Bawah Air yang juga menggunakan AI dikembangkan untuk pemantauan jangka panjang budidaya biota air, seperti ikan dan udang. Dengan teknologi ini, tingkat pertumbuhan biota dapat diprediksi serta menentukan waktu optimal untuk panen.
“Integrasi teknologi ini menjadi solusi inovatif untuk mewujudkan lingkungan laut yang sehat dan meningkatkan produksi pangan dari laut,” tutupnya. [] Ricky