Kota Bogor

IPB dan ISBB Gelar Konferensi Internasional ICBB 2025 Bahas Masa Depan Energi Berkelanjutan

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB University bekerja sama dengan International Society of Biomass and Bioenergy (ISBB) dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), kembali menyelenggarakan The 10th International Conference on Biomass and Bioenergy (ICBB) di IPB International Convention Center (IICC), Botani Square, Kota Bogor pada 4-5 Agustus 2025.

Konferensi tahun ini mengusung tema “Sustainable Solution for A Greener Future: Harnessing Biomass and Bioenergy” yang bertujuan untuk menyebarluaskan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang biomassa dan bioenergi.

Selain itu, forum ini menjadi ajang penting bagi para pemangku kepentingan untuk mengevaluasi keberlanjutan implementasi biodiesel, mengkaji pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF), serta merumuskan strategi regulasi dan komersialisasi biofuel berkelanjutan di pasar domestik maupun internasional.

Baca juga  IPB Gelar Festival Bunga dan Buah Nusantara 2022 di Alun-alun Kota Bogor

Kepala SBRC IPB University, Meika Syahbana Rusli, menyampaikan bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam masa transisi menuju energi ramah lingkungan dan bebas emisi.

“Sebagai lembaga penelitian, kami berkewajiban untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mendorong energi berkelanjutan. Fokus utama dalam konferensi ini adalah riset dan pengembangan biomassa dan bioenergi yang ramah lingkungan dan menuju zero emisi,” ujar Meika kepada wartawan, Senin (4/8/2025).

Pada tahun ini, lanjut Meika pihaknya menyoroti pentingnya pembahasan mengenai Sustainable Aviation Fuel (SAF). Menurutnya, meskipun pengembangan biodiesel sudah cukup maju, SAF masih menghadapi tantangan besar dalam implementasinya.

“Berdasarkan rodmap, tahun depan Indonesia ditargetkan menerapkan 1 persen SAF secara nasional, 2,5 persen pada 2030, dan 5 persen pada 2035. Ini bukanlah target yang ringan,” katanya.

Baca juga  FPIK IPB University Undang Psikolog untuk Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual

Sementara, Direktur Bioenergi pada Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Edi Wibowo, mengungkapkan bahwa ICBB menjadi ajang penting untuk menyampaikan hasil riset dan inovasi kepada pemerintah.

“Bioenergi berbeda dengan sumber energi terbarukan lain karena sangat tergantung pada usaha manusia. Tantangan terbesarnya adalah menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku,” jelas Edi.

Ia menyebutkan bahwa bioenergi mencakup berbagai bentuk seperti biodiesel, bioetanol, biogas, dan biomassa. Masing-masing memerlukan strategi pengelolaan berkelanjutan agar pasokannya tetap stabil dan ekonomis.

Kepala Devisi, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Arfie Thahar, menjelaskan bahwa pihaknya kini memiliki penugasan baru pada tahun 2025, yakni memperluas dukungan komoditas bioenergi tidak hanya pada kelapa sawit, tapi juga mencakup kelapa dan kakao.

Baca juga  Alumni IPB University Angkatan 34 Gelar Donor Darah

“Kelapa merupakan komoditas bioenergi yang sangat potensial. Ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk menciptakan energi campuran (energy mix) yang lebih beragam,” kata Arfie.

Ia menambahkan bahwa pada 2024 lalu, Indonesia telah melakukan uji coba bioavtur dari inti sawit dengan campuran 2,4 persen yang sukses digunakan dalam penerbangan Garuda Indonesia.

“Ke depan, kami juga ingin memanfaatkan kelapa sebagai bahan baku bioavtur. Untuk pengujiannya, BPDP siap mendukung melalui program riset dan pendanaan,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top