Laporan Utama

Holidin, Perjuangan Anak Petani Jadi Putera Padi Jabar

BOGOR-KITA.com – Ada pepatah mengatakan, “ banyak jalan menuju Roma.” Pepatah ini tepat menggambarkan perjalanan seorang anak petani sederhana yang sudah divonis orangtuanya tidak ada biaya kuliah. Tapi tekad anak muda satu ini tinggi. Hasilnya, dia diberi kemudahan dan memperoleh beasiswa dan untuk menyelesaikan sarjana pertanian di IPB University, sebuah perguruan terbaik di bidang pertanian di Indonesia, bahkan salah satu terbaik di dunia. Dari IPB University anak petani ini terpilih menjadi Putra Padi Indonesia 2019, menjadi duta memperkenalkan pertanian kepada kalangan generasi milenial .

Pemilihan duta pertanian bertajuk Putra-Putri Padi se-Jawa Barat digelar untuk pertama kalinya tahun 2018.

Pemilihan ini dikreasi oleh sebuah lembaga pelatihan duta kepemudaan bersama dengan Komunitas Sapi Indonesia, Kontak Tani Nelayan Andalan Indonesia, serta Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Indonesia wilayah Jawa Barat dan Banten.

Lembaga lingkungan hidup dan pertanian ini merupakan motor penggerak terlaksananya kegiatan dengan tujuan mengenalkan aspek pertanian ke generasi milenial dengan konsep seni, budaya, teknologi dan wisata.

Holidin, Mahasiswa IPB University menjadi Juara 1 Putera Padi Jawa Barat 2019. Sementara Alika Fauzunuria, Mahasiswi Telkom University menjadi Juara 1 Puteri Padi Jawa Barat 2019.

Holidin merupakan anggota Rumah Kepemimpinan Bogor, sedangkan Alika merupakan model yang telah malang melintang di industri hiburan khususnya fashion. Keduanya dinilai dewan juri dan panitia sebagai duta yang layak menyandang gelar Putera-Puteri Padi Jawa Barat 2019.

Baca juga  IPB Benarkan Mahasiswinya Positif Corona

Penghargaan yang dicapai Holidin dan Alika diberikan pada Sabtu (13/7/2019) malam di Gedung DPRD Kabupaten Bogor tempat berlangsungnya Malam Penganugerahan dan Inaugurasi Pemilihan Putera-Puteri Padi Jawa Barat 2019. Sesi ini merupakan sesi puncak acara dari Pemilihan Putera-Puteri Padi Jawa Barat 2019.

Anak Petani dari Desa Terpencil

Holidin atau biasa disapa Holid adalah seorang anak yang lahir di suatu kampung terpencil di kota telor asin Brebes pada tahun 1999. Holid lahir dan dibesarkan di keluarga sederhana. Tetapi kesederhanaan itu yang mengajarkannya menjadi seorang pribadi yang pekerja keras menggapai impian.

Kedua orang tuanya merupakan seorang petani yang sehari-harinya menghabiskan waktu di sawah dan ladang. Selain sekolah dan mengaji, holid biasanya pergi ke sawah untuk membantu kedua orang tuanya. Masa kecilnya tak jauh dari dunia pertanian.

Sejak kecil Holid bermimpi bisa duduk di bangku perkulihan seperti orang pada umumnya. Namun ia sadar hal itu sulit bagi keluarganya. Cita-citanya untuk menjadi seorang menteri pertanian selalu menjadi pemicu semangatnya untuk belajar. Walaupun kerap kali kedua orang tuanya mengingatkan untuk tak bermimpi terlalu tinggi dan menyadarkan bahwa mereka hanya keluarga petani.

Madrasah Aliyah ternyata bukanlah akhir dari perjuangannya, tetapi awal dari sebuah pejuangan. Rasa bimbang mulai muncul saat ia memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan Pendidikan. Namun biaya menjadi penghambatnya. Orang tuanya selalu berkata bahwa mereka tak mampu jika harus membiayai pendidikan Holid ke jenjang yang lebih tinggi.

Baca juga  Penyebab Keracunan Massal Di Jasinga Masih Buram

Holid pun menetapkan untuk mencari info beasiswa dan menentukan jurusan yang akan diambil.

Awalnya pihak keluarga tidak setuju dengan keputusan Holid memilih jurusan pertanian. Seperti orang tua di desa pada umumnya yang berfikir jurusan pertanian tidak menjanjikan masa depan yang baik. Untuk apa harus jauh-jauh kuliah hanya untuk belajar pertanian, lebih baik ikut orang tuanya tiap hari ke sawah.

Tetapi secara perlahan Holid memberitahu kedua orang tuanya dan akhirnya mereka setuju Holid mengambil jurusan pertanian.

Dengan presatasinya selama sekolah dan atas doa dari kedua orang tua, mengantarkan Holid diterima di kampus pertanian terbaik di Indonesia yaitu Institut Pertanian Bogor jurusan Agronomi dan Hortikultura sekaligus mendapat beasiswa Bidikmisi.

Putera Padi Jawa Barat

Pada sekitar bulan Juni lalu Holid memberanikan diri mengikuti sebuah ajang pemilihan Putera-Puteri Padi Jawa Barat. Walaupun sebenarnya ia tak mempunyai pengalaman dalam dunia pageant seperti itu. Walau sempat minder tapi Holid mencoba mengikuti berbagai rangkaian seleksi dengan baik. ia mencoba keluar dari zona nyamannya. Dia mulai melengkapi berbagai berkas dan mengikuti seleksi wawancara.

Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh juri kepadanya saat wawancara, Salah satunya apa yang menjadi motivasi Holid mengikuti ajang tersebut.

Dia menjawab dengan lantang, “Bahwa masih banyak permasalahan pertanian di Indonesia dan butuh semangat dan terobosan baru dari anak-anak muda untuk membantu menyelesaikannya”.

Baca juga  Mahasiswa IPB Olah Daun Mangrove Jadi Keripik, Berkhasiat Obat

Sampai kepada pengumuman tahap akhir, Holid beserta 29 pendaftar lainnya lolos menjadi finalis Putera-Puteri Padi Jawa Barat dan berhak mengikuti karantina.

Saat mengikuti seleksi sebenarnya biaya pendaftaran dan karantina cukup menjadi penghambat baginya. Saat itu ia sempat berpikir membatalkan mengikuti tahap seleksi lebih lanjut. Namun dengan tekad dan pertolongan dari Allah akhirnya ia tetap melanjutkan mengikuti berbagai rangkaian seleksi termasuk mengikuti seleksi tahap akhir yaitu karantina.  

Selama karantina banyak ilmu dan pengalaman baru yang ia dapatkan terutama terkait dunia pageant. Selama karantina Holid berusaha memberikan yang terbaik.

Tak pernah terbesit sedikit pun dalam benaknya menjadi juara, baginya pengalaman selama karantina pun sudah lebih dari cukup. Tapi ternyata Allah berkata lain, memberikannya kepercayaan sebagai Putera Padi Jawa Barat 2019. Usahanya berbuah manis, Holid banyak belajar dari sebuah proses itu, dan ia berpesan : 

Janganlah ekonomi, latar belakang ataupun pengalaman menjadi pembatas untuk terus berkarya. Teruslah menjadi pribadi yg bisa bermanfaat bagi orang lain

Dia berharap melalui anugerah Putera Padi ini dia mampu memberi dampak yang lebih untuk pertanian Indonesia khususnya Jawa Barat dan dia berharap Indonesia mampu menjadi lumbung padi dunia pada tahun 2045.  [] Admin/Hari

 

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top