Gus Roy Murtadho : Penanaman Modal Harus Berimbang Dengan Keadilan Sosial
BOGOR-KITA.com, RUMPIN – Banyaknya kemudahan bagi para investor dalam menanamkan modal usaha di berbagai bidang pembangunan, harus diimbangi dengan keadilan sosial bagi masyarakat sekitarnya.
Demikian diungkapkan Roy Murtadho, pendiri dan pengajar Pondok Pesantren Misykatul Anwar Bogor saat dimintai pendapat terkait kondisi ekonomi dan pembangunan yang saat ini terjadi di bumi nusantara.
Ia menjelaskan, di tengah gegap gempita isu politik, kebhinekaan, toleransi serta isu – isu lainnya, ada hal mendasar yang harus terus diperhatikan dan tidak boleh diabaikan oleh semua pihak, yaitu soal keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
“Merawat jagat, membangun peradaban itu spektrumnya sangat luas dan besar. Dan tantangannya adalah bagaimana bisa mengimplementasikan visi besar kebangsaan itu dengan melakukan aksi – aksi sosial nyata serta mengaplikasikan dalam konteks lokal,” ujar Gus Roy.
Menurutnya, saat ini semua pihak tidak bisa lagi mengadvokasi satu hal dengan mengabaikan advokasi pada hal lainnya. Termasuk dalam soal keadilan sosial bagi rakyat Indonesia yang tidak bisa ditinggalkan karena melekat dalam Pancasila dan ke-Indonesia-an.
“Saya khawatir di tengah gegap gempita berbagai isu yang muncul, mengabaikan isu soal keadilan sosial. Diantaranya soal isu krisis sosial ekologis,” ungkapnya.
Lebih jauh Gus Roy menjelaskan, krisis sosial ekologis itu diantaranya kasus konflik agraria seperti perebutan atau perampasan tanah, kemudahan investasi yang menimbulkan ekses dengan warga sekitar dan hal lainnya yang masih terus saja terjadi di wilayah dan bersinggungan dengan proyek strategis nasional.
“Hal ini harus menjadi perhatian. Karena berbagai konflik yang terjadi itu harus bisa diselesaikan. Apalagi hal ini telah menjadi agenda kerja dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah,” ujar Gus Roy.
Ia melanjutkan, dalam konteks lebih besar seperti isu krisis iklim serta isu ekonomi global, patut diawasi apakah pemerintah akan memberikan solusi palsu atau solusi yang sesungguhnya.
Bahkan, lanjutnya, pada tahun 2045 mendatang, pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi 5 besar dalam tatanan ekonomi global. Menurut Gus Roy, kedengarannya hal tersebut sangat menyenangkan dan ide – ide besar guna membangun kekuatan multipolar.
“Tapi ingat, kalau selama agendanya masih mendorong pertumbuhan dalam konteks perubahan ekonomi kapitalistik, jangan – jangan kita bukan merawat jagat tapi membiarkan jagat ini dirusak. Untuk itu perlu keseimbangan advokasi dalam semua bidang,” pungkas Gus Roy. [] Fahry