Nasional

Dompet Dhuafa Gelar Rihlah Mualaf dan Gerakan Cinta Sejarah Islam Untuk Para Mualaf dan Donatur

BOGOR-KITA.com, TASIKMALAYA – Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa melalui Program Dakwah Nasional, Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa), menggelar kegiatan bertajuk “Rihlah Mualaf dan Gerakan Cinta Sejarah Islam (GCSI)”, dalam rangka memperkokoh keimanan para mualaf binaan zonasi Tangerang, Bogor, Depok, Jakarta dan Bekasi. Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari pada Jumat-Sabtu pekan kemarin.

Pada gelaran ini, sebanyak 35 mualaf binaan Dompet Dhuafa dapat mengenal secara langsung bagaimana sejarah Islam dengan mengunjungi situs bersejarah Islam, bertempat di Pondok Pesantren Suryalaya, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Selain itu, kegiatan ini juga berkolaborasi dengan tim Customer Care Dompet Dhuafa dan mengajak 7 donatur untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.

Acara Rihlah dan GCSI ini juga memiliki tujuan untuk menambah wawasan serta keilmuan mereka tentang sejarah Islam yang berkembang di Indonesia, memberikan pembelajaran kepada para mualaf yang belum mengenal budaya-budaya, perjuangan dan perkembangan islam di Nusantara. Hal tersebut disampaikan oleh Awang Ridwan Suhaedi, Officer Dakwah Nasional Departemen Layanan Dakwah Dompet Dhuafa.

Baca juga  Bekerjasama dengan UIII, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Gelar Seminar dan Pelatihan Moderasi Islam

“Hari ini Alhamdulillah kami bersilaturahmi di Pondok Pesantren Suryalaya ini berharap satu ingin mengisi para mualaf dengan sentuhan kalbu hikmah dan tentunya mutiara-mutiara dari dzikir yang akan menjadi bekal untuk di akhirat juga memberikan pengetahuan yang mendasar kepada para mualaf dan para donatur dan juga mitra strategis yang ikut dalam rihlah ini untuk bisa sama-sama memahami bahwa pentingnya agenda Rihlah Mualaf dan GCSI ini,” ucap Awang.

Di kunjungannya yang pertama ini, Dompet Dhuafa mengajak para santri binaan mualaf dan donatur yang dibimbing langsung oleh para dai Cordofa untuk melihat jejak sejarah sejarah Islam, Mulai dari awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia, hingga sejarah dari Pondok Pesantren Suryalaya, bagaimana menggunakan dan mempraktekkan Talqin Dzikir dan berziarah secara langsung ke makam pendiri Pondok Pesantren Suryalaya.

“Hari ini ada beberapa agenda, yaitu arahan Talqin Dzikir, jadi kita diijazahkan Talqin Dzikir supaya Dzikir kita mengena di kalbu bukan hanya di lisan saja sehingga itu yang akan memberikan semangat baru secara spiritual, agar kita bisa mencintai Allah dengan sepenuh hati dan kemahakuasaan Allah dengan segenap jiwa. Kita diagendakan langsung untuk berziarah ke makam pendiri Pondok Pesantren Suryalaya,” tambah Awang.

Baca juga  LPM Dompet Dhuafa Salurkan Puluhan Kursi Roda dan Alat Bantu Jalan Bagi Disabilitas dan Lansia

Ero Koswara selaku perwakilan Pondok Pesantren Suryalaya, mengapresiasi kunjungan Dompet Dhuafa yang ingin mempelajari sejarah dan budaya islam di Indonesia.

“Inilah Pondok Pesantren Suryalaya yang berada di kaki gunung Cakrabuana, artinya kampung yang jauh di sana, sekarang di tengok oleh teman-teman dari Jakarta, bangga perasaan kami, Kami ucapkan selamat datang, Alhamdulilah sudah hadir di tempat ini, terima kasih,” ujar Ero.

“Pada awalnya, Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau yang dikenal dengan panggilan Abah Sepuh merintis Pondok Pesantren Suryalaya. Berkat izin Allah SWT dan dukungan guru beliau, yaitu Syaikh Tholhah bin Talabudin Kalisapu Cirebon. Pada tanggal 7 Rajab 1323 H atau 5 September 1905 Ponpes Suryalaya didirikan, meskipun awalnya hanya memiliki sebuah masjid kecil di kampung Godebag, desa Tanjungkerta. Nama “Pondok Pesantren Suryalaya” sendiri diambil dari bahasa Sunda, di mana “Surya” berarti matahari dan “Laya” berarti tempat terbit, sehingga secara harfiah, “Suryalaya” berarti tempat matahari terbit,” tambahnya,” tambahnya.

Baca juga  Waspada Penumpang Gelap Di Situasi Pandemi Covid-19

Ponpes Suryalaya mengamalkan ajaran Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah yang merupakan Tarekat yang tersambung kepada Rasulullah SAW dan menjadi amaliyah wajib bagi para pengikut tarekat tersebut terutama saat Pesantren Suryalaya diasuh oleh Syekh Shohibul Wafa Tajul ‘arifin atau yang lebih dikenal dengan Abah Anom.

Selain itu, Dompet Dhuafa juga memberikan donasi sebesar Rp.30.000.000,- untuk pengembangan pembangunan museum Ponpes Suryalaya. Menuju malam, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi “Mengenal Diri, Menggapai Ilahi” oleh Dr. H. Suhrowardi.

“Harapan kami untuk melestarikan cinta kepada sejarah, bagaimana mereka agar tetap kuat dan solid dalam mempertahankan akidah dalam hal ini keyakinan, dan juga berharap penuh agar mereka tidak merasa sendirian, dengan Rihlah ini mereka merasa enjoy dan dimanapun tempat yang namanya masjid akan menjadi rumah yang utama bagi seluruh muslim dan muslimah mualaf dan mualaf,” pungkas Awang.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top