Dituding Buang Limbah ke Sungai, Perumda Tirta Pakuan Jelaskan Faktanya
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Perumda Tirta Pakuan menjelaskan fakta terkait video viral mobil tangki yang membuang limbah dari Jembatan Panaragan ke Sungai Cisadane.
Mobil tangki yang diduga membuang limbah ke Sungai Cisadane tersebut ternyata merupakan mobil kontraktor yang mengerjakan proyek pembuatan jalur pipa Tirta Pakuan di sepanjang Jalan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat.
Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Tirta Pakuan Ardani Yusuf mengatakan, terkait video viral mobil tangki diduga membuang limbah, sebetulnya merupakan buangan air lumpur sisa pengeboran.
Di tahun 2024 ini, kata Ardani Yusuf, Perumda Tirta Pakuan memiliki program untuk meningkatkan pelayanan air bersih di wilayah Bogor Barat.
“Soal pengerjaan penambahan jalur pipa untuk Bogor Barat ini untuk menangani keluhan yang selama ini disampaikan terkait pelayanan air bersih di Bogor Barat. Akan dipasang pipa sepanjang 600 meter dari Gunung Batu sampai ke Mako Yonif 315/Garuda,” ucap Ardani didampingi Direktur Umum (Dirum) H Rivelino Rizky dan Manager NRW & Trandis Nasrul Zahar pada Minggu (17/3/2024).
Ardani mengungkapkan, bahwa pemasangan pipa tersebut direncanakan hingga ke kawasan Laladon secara bertahap karena disesuaikan dengan tahun anggaran.
Sementara untuk waktu pelaksanaan proyek tersebut akan dilakukan selama tiga bulan dengan metode baru yaitu metode HDD atau metode boring.
“Bisa dilihat tidak ada galian panjang, tetapi kami melakukan pit to pit. Sepanjang 750 meter itu kami membuat empat pit atau galian untuk boring,” ungkapnya.
Karena metode baru ini, lanjut Ardani pihaknya mengakui ketiadaan koordinasi dengan pihak pelaksana, sehingga air sisa pengeboran dibuang ke Sungai Cisadane.
“Karena itu kami Tirta Pakuan menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. Pekerjaan ini baru berjalan dari hari Jum’at 15 Maret 2024 dengan metode boring. Dari pekerjaan boring tersebut, terdapat sisa air yang mengandung tanah. Sisa air inilah yang dibuang ke sungai. Pihak kontraktor pelaksana tidak ada koordinasi dan konsultasi dengan kami terkait pembuangan sisa air tanahnya. Tapi mereka sudah koordinasi dengan aparat setempat,” jelasnya.
Saat ini pihaknya sudah menegur secara lisan dan memperingatkan pihak kontraktor, agar selanjutnya tidak membuang air sisa pengeboran itu ke sungai.
Selain itu, Tirta Pakuan pun telah meminta pihak kontraktor membuang air sisa pengeboran itu ke Instalasi Pengolahan Lumpur (IPL) Dekeng yang mereka miliki.
“Namun pertimbangan jaraknya jauh, maka dicari alternatif lainnya oleh pihak kontraktor. PPK dan pelaksana menjamin tidak akan membuang lagi ke sungai,” ujarnya
Menurutnya, air yang dibuang ke sungai tersebut tidak mengandung unsur apa-apa, air tersebut kotor hanya endapan tanah.
“Karena ngebor itu butuh air, dan sisanya itu harus kita sedot dan buang. Jadi kandungannya air dan tanah saja. Tidak ada unsur lain,” terangnya
Sementara, perwakilan kontraktor, pelaksana lapangan, Dwi Kartanto menuturkan, cara kerja proses HDD pit to pit kurang lebih 250 meter pertama pihaknya melakukan telet bor, kemudian dilakukan pembersihan lubang sesuai dengan pipa yang akan dipasang.
“Kami lakukan pengerukan air dan tehnikal untuk menghancurkan tanah yang keras,” tuturnya.
Atas video viral, lanjut Dwi, pihaknya meminta maaf kepada masyarakat dan semua pihak.
“Yang jelas itu bukan bahan berbahaya atau kotoran manusia. Kami pakai mobil tinja karena pompanya kami perlukan, pompa lebih kuat dibanding pompa yang lain,” ucapnya.
Dwi menjelaskan, sampai hari ini pihaknya akan tetap cari lokasi pembuangan terdekat. Ia pun mengaku sudah mendapatkan tempat untuk membuang air sisa bor tersebut, namun ada masalah di administrasi yang belum selesai.
“Pihak Tirta Pakuan sudah menawarkan kepada kami buang di Dekeng dan Katulampa, cuma terlalu jauh. Semakin banyak galian di lubang semakin banyak lumpur yang akan keluar. Kami tidak akan buang ke sungai lagi,” pungkasnya. [] Ricky