Diah Pitaloka
BOGOR-KITA.com – Anggota DPR-RI Dapil Jabar III Kota Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor dari Partai PDI Perjuangan (PDIP) Diah Pitaloka S.sos. mengimbau masyarakat agar membantu politisi Indonesia menjadi politisi bersih. Caranya, jangan melihat politisi sebagai automatic teller machine atau ATM. Imbauan ini dikemukakan Diah sata berada di Kantor DPC PDIP Kota Bogor, Selasa (19/5/2015) sore.
“Kalau masyarakat ingin melihat politisi Indonesia bersih, jangan melihat mereka sebagai ATM," kata Diah.
Di sisi lain, Diah juga mengimbau pengurus dan kader PDIP agar bekerja lebih baik untuk masyarakat, no korupsi. Khusus kepada pengurus PDIP Kota Bogor yang baru, Diah mengimbau agar lebih kompak, bersahabat dan lebih bisa mengembangkan dirinya agar bisa memberikan kontribusi untuk partai, keluarga, dan masyarakat khususnya masyarakat Kota Bogor.
Dalam kesempatan itu Diah mengemukakan di tingkat wilayah PDIP saat ini sedang mulai menjadikan desa sebagai subyek pembangunan untuk menata mengelola wilayah lebih baik lagi.
"Saya termasuk orang yang optimis di politik, tidak seperti sebagian orang tidak optimis apalagi sampai putus asa, karena putus asa itu bukan pilihan bagi seorang pemimpin yang punya komitmen dan ingin memajukan bangsa ini lebih baik lagi,” katanya.
Ia menambahkan seorang pemimpin itu tidak bisa kerja sendiri dan mudah-mudahan di pengurusan partai, dengan dorongan pemerintahan dan pengurusan yang baru, bisa mengubah karakter dan mentalitas rakyat yang lebih bersih, berkarakter, berjiwa besar serta bisa bersaing dengan bangsa lain.
Dia mencontohkan Singapura, Malaysia di mana kota-kotanya yang sudah sedikit lebih banyak kemajuannya. “Tapi saya tidak berharap seperti mereka, karena sifat dan karakternya berbeda, dan saya tidak ingin Indonesia hanya menjadi negara shoping centre. Sebagai pelaku politik saya ingin memajukan ekonomi masayarakat tanpa harus didikte oleh bangsa lain. Makanya itu, kepada masyarakat Indonesia bantu DPR, DPRD, dan politikusnya untuk berlaku bersih. Caranya itu tadi jangan melihat mereka sebagai ATM," pungkasnya. [] Yuda.