Pendidikan

Dari Pasar ke Kandang : Himaproter Mengabdi dan Inovasi Pakan Sapi Perah dari Limbah Pasar

Oleh : Nazwa Lita Arofu

Himaproter Mengabdi adalah program magang berbasis pengabdian yang diikuti oleh mahasiswa Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB University.

Kegiatan ini merupakan program kerja dari Divisi Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak (Himaproter), yang bertujuan menghubungkan mahasiswa dengan peternak rakyat.

Selama 14 hari dari tanggal 1-14 Juli 2025, mahasiswa terjun langsung ke lapangan tepatnya di Koperasi Peternak Sapi (KPS) Cianjur Utara dan peternakan rakyat di sekitarnya.

Kegiatan ini bukan sekadar magang biasa. Di sini, mahasiswa belajar langsung tentang keseharian peternak mulai dari mengelola kandang, memberi pakan, hingga memerah susu sapi. Setiap kelompok mahasiswa ditempatkan di lokasi peternakan rakyat yang berbeda-beda. Hal ini membuat pengalaman belajar mahasiswa menjadi lebih beragam, karena masing-masing peternak memiliki cara tersendiri dalam mengelola ternaknya.

Baca juga  Bantuan Pesantren Masa Covid-19 Cair Akhir Agustus 2020, Ini Syaratnya

Salah satu pengalaman menarik dan inspiratif datang dari kelompok yang ditempatkan di peternakan milik Pak Ibad, seorang peternak rakyat yang tinggal di daerah Gunung Batu, Cianjur Utara. Pak Ibad bukan peternak biasa. Ia memiliki cara unik dalam memberi pakan kepada sapi perahnya, yaitu dengan memanfaatkan limbah pasar sebagai pakan ternak. Inovasi ini menarik perhatian mahasiswa karena belum banyak orang yang memanfaatkan limbah pasar secara optimal mengingat sifatnya yang tidak layak untuk dijual.

Limbah pasar yang digunakan terdiri dari berbagai sisa sayuran dan bahan makanan yang tidak layak konsumsi manusia seperti kulit jagung, kulit kacang merah, sawi hijau, terong, dan singkong yang rusak. Biasanya limbah-limbah ini akan langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir oleh para penjual, menyebabkan tumpukan sampah organik yang cepat membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Namun, di tangan Pak Ibad limbah ini justru berubah menjadi potensi baru.

Baca juga  Pelajar Kota Bogor Diberi Pencerahan Soal Narkoba

“Kandungan air yang tinggi pada limbah pasar khususnya sayuran cocok dijadikan sebagai pengganti rumput, yang biasa digunakan untuk pakan sapi perah” Ucap Pak Ibad. Dengan inovasi ini, kegiatan mengarit rumput yang biasanya memakan waktu dan tenaga bisa dikurangi. Mahasiswa yang terlibat langsung juga melihat sendiri bagaimana limbah yang sebelumnya dianggap tak berguna ternyata bisa menjadi bagian dari sistem peternakan yang efisien. Tak hanya berdampak bagi efisiensi tenaga, pemanfaatan limbah pasar ini juga membawa manfaat bagi lingkungan.

Pasar menjadi lebih bersih karena sampah organik berkurang. Disisi lain, secara ekonomi pengeluaran peternak untuk pembelian pakan bisa ditekan. Dan lebih menariknya lagi, praktik yang dilakukan Pak Ibad ini mulai diadopsi oleh peternak rakyat lain di sekitar Cianjur Utara, membuktikan bahwa inovasi sederhana bisa berdampak luas. Bagi mahasiswa, pengalaman ini menjadi pengingat bahwa ilmu tidak hanya berasal dari ruang kelas. Interaksi langsung dengan masyarakat, melihat masalah dan solusi nyata di lapangan, serta menyaksikan semangat dan kreativitas peternak lokal, menjadi pelajaran yang sangat berharga.

Baca juga  Rakernas IKAPMI 2025: Mengukuhkan Visi Menyongsong UQI Emas 2043
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top